Latest News

Monday, July 17, 2017

Bg.2. Tujuan Torah/ Torat/ Taurat/ Tawrat TUHAN yang ditulis nabi Musa

Bg.2. Tujuan Torah/ Torat/ Taurat/ Tawrat TUHAN yang ditulis nabi Musa


Jika saudara belum belajar bagian 1 dari seri Taurat ini, berhentilah membaca sebentar, pelajarilah dahulu bagian pertama dari seri Taurat ini.
Berapa pentingnyakah mengerti tujuan dari  dan melakukan Taurat TUHAN? Sangat penting sekali. Raja Salomo yang sangat berhikmat menasehati betapa pentingnya menjaga lidah kita sebab hidup dan matinya tubuh kita dikuasai oleh lidah (Amsal 18:21),  maka mengerti tujuan dan melakukan Taurat TUHAN lebih penting dari menguasai lidah, sebab oleh firman TUHANlah kita akan diadili. Hidup kekal di sorga atau hidup kekal di neraka (disebut ”kematian yang kedua”) ditentukan bagaimana kita telah meresponi firman TUHAN tersebut. Ada empat tujuan utama TUHAN memberikan taurat ini kepada nabi Musa.
Tujuan diturunkannya Torah/  Torat/ Taurat/ Tawrat
 I. Untuk Membongkar Dosa Manusia
Taurat diberikan untuk memberi pengertian kepada setiap manusia apa itu dosa dan menyadarkan manusia akan kondisi hidupnya yang berdosa.
1. Taurat diberikan untuk setiap manusia sebagai standard moral. Banyak orang Kristen berpikir bahwa Taurat hanya untuk orang Yahudi (Israel), sejarah Gereja menulis bahwa doktrin (pemikiran teologia) ini bersumber dari Eropa, dari pemikiran politik yang kemudian menjadi doktrin Gereja tersebut terjadi sejak abad-abad pertama ke Kristenan dijadikan negara agama oleh Kerajaan Romawi. Alkitab berkata sadar atau tidak sadar setiap orang tahu di dalam hatinya akan Taurat TUHAN, kesadaran seorang bahwa ia orang berdosa sekalipun belum pernah diberitakan atau membaca Alkitab, menunjukkan Taurat sudah ada -sekalipun tidak lengkap- di dalam nurani orang tersebut (Roma 4:15), dan juga tertulis: ”bangsa-bangsa (_ lain; ITB/ orang kafir; ITL/ Gentiles; English) yang tidak memiliki torat dapat melakukan torat secara alamiah … adalah torat bagi diri mereka sendiri.”di Hari Penghakiman akan diadili oleh Isa al-Masih sesuai dengan apa yang telah ada di dalam batin mereka. (Roma 2:14-16; ILT).
2. Taurat menyatakan kepada manusia apa sesungguhnya dosa. Dosa adalah pelanggaran akan firman TUHAN. Firman TUHAN ini dapat berbentuk instruksi, pengajaran, perintah, ketetapan, aturan, hukum. Seorang primitif tidak tahu apa itu dosa membunuh atau dosa menyembah berhala kalau Taurat tidak mengatakan kepadanya: ”Jangan membunuh!” dan ”Jangan menyembah ilah lain selain TUHAN!”
Rasul Paulus, seorang ahli Taurat, menggambarkan fungsi Taurat sebagai pengungkap dosa dengan baik sekali: Oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. … Oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa. Terjemahan lainnya:
  • ”… aku tidak mengenal dosa, kecuali melalui torat; … tidak mengetahui keinginan, kecuali torat mengatakannya, “Jangan mengingini!” … supaya dosa itu dinyatakan dosa …. supaya dosa dapat menjadi kelimpahan kedosaannya melalui perintah itu (Roma 7:7; ILT).
  • “… I had not known sin, but by the law: for I had not known lust, except the law had said, Thou shalt not covet. … sin, that it might appear sin, …; that sin by the commandment might become exceeding sinful. (Roma 7:7,13; AKJV)
Rasul Yakobus menggambarkan tujuan Taurat ini sebagai cermin, untuk mengetahui kondisi muka dan tubuh rohani kita (Yakobus 1:23).
Rasul Yohanes mendifinisikan dosa sebagai melanggar hukum Allah: Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Terjemahan lain:Whosoever committeth sin transgresseth also the law: for sin is the transgression of the law. (AKJV) (1 Yoh. 3:4).
3. Taurat menyatakan bahwa semua manusia telah jatuh kedalam dosa.
Dari point I butir 1 dan 2, kita sekarang tahu bahwa kita tergolong orang berdosa. Daftar dosa ini bisa dibaca pada Roma 3:10-18, merefer dari Mazmur 14:1-3.
Dengan diturunkannya Taurat, maka sekarang:
a. manusia menjadi tahu apa yang baik (membawa pembenaran) dan apa yang jahat (membawa penghakim; upah dosa adalah maut, ujung dari maut adalah hukuman kekal). Baca 6:23;
b. manusia sadar bahwa ia manusia berdosa- sedikitnya pernah melanggar satu dari 10 perintah TUHAN
c . manusia disadarkan oleh nuraninya untuk berbuat baik, demi menghindari hukuman kekal- inilah sebabnya mengapa lahir banyak agama, yakni untuk memperbaiki posisi manusia demi mencari pembenaran dari Penciptanya.
II. Untuk menyatakan ketidak mampuan  manusia menyelamatkan dirinya sendiri
”Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia (yakni dosa) membunuh aku. (Roma 7:9-11).
Di dalam agama Islam, kita mengenal ”hukum Sharia” / “hukum Islam” yang berasal dari sebagian ”hukum” Taurat Musa dan ditambah dengan ajaran nabi Muhammad.
Bukti menunjukkan bahwa semakin orang serius ingin sempurna menjalankan seluruh hukum Taurat atau Sharia (bagi yang Muslim) ia semakin frustasi oleh kegagalan, yang berakibat menjadikan dirinya sendiri sebagai orang yang ”tidak dapat mengampuni orang lain” dan ”menjadi hakim atas orang lain.” Kedua sikap buruk ini adalah pantulan dari pergumulan batinnya yang frustasi tersebut. Tanpa ia sadari ia  telah berubah dari orang normal (sadar sebagai orang berdosa dan memiliki kelemahan) menjadi orang munafik. Bacalah Injil Matius 7:1-5 atau Lukas 6:39-42, lanjut ke ayat 43-45Ayat 46 adalah klimak dari orang munafik beragama; dengan perumpamaan lain: orang negro asli jauh lebih tampan dari Michael Jackson yang telah dioperasi kecantikan puluhan kali.
Ketidak mampuan manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri juga terlihat pada ayat ini: Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. (Roma 3:19-20)
Perhatikan kalimat penting ini: Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat – Taurat diberikan bukan untuk membawa dunia kepada keselamatan, tetapi sebaliknya  Ayat ini juga membuktikan bahwa Taurat diberlakukan sebagai standard untuk semua bangsa/ setiap orang.
Kesombongan manusia yang berdosa ditundukkan oleh Taurat; di mata TUHAN, kebaikkan manusia hanya seperti rumput dan bunga di padang yang segera kering ketika Ia meghembuskan nafas-Nya (Yesaya 40:6, 8 dan Maz. 103:15-17).
Tragis sekali bukan, semakin kita berusaha ingin mencari pembenaran melalui hidup DI BAWAH Taurat TUHAN, semakin kita babak belur oleh perbuatan kita sendiri.
Standar-Nya terlalu suci dan tinggi untuk kita mampu mencapainya melalui kekuatan dan kebaikkan kita sendiri. Pada tujuan keempat dari Taurat, kita akan belajar bahwa pembenaran manusia dari dosanya hanya lah melalui anugerah TUHAN semata.
III. Untuk memelihara keberadaan bangsa dan negara Israel
Kitab Taurat banyak memuat kalimat seperti ini ”itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun,” ketetapan ini berlaku untuk merayakan hari-hari raya (Keluaran 12), cara beribadah (Kel. 27; Imamat 16, 23); cara hidup (Im. 3:17) dan bermasyarakat (Bilangan 35). Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu. (Kel. 12:24)
Oleh sebab itu rasul Paulus berkata kepada orang Israel: Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Tauratdan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. (Galatia 3:23)
Ketetapan dan Peraturan TUHAN ini menjaga bangsa Israel terpisah  dari bangsa-bangsa lainnya. Tidak ada satu suku bangsa di dunia yang tetap menjaga bahasa, budaya dan tata ibadah selama hampir 4000 tahun, kecuali bangsa Israel. Sekalipun mereka telah terusir dari tanah mereka dan terserak ke seluruh penjuru dunia selama lebih dari 2500 tahun mereka tetap sama sampai hari ini. Kebenaran ini telah dinyatakan TUHAN kepada nabi Beleam, ketika ia diminta oleh raja Moab untuk mengutuki bangsa Israel: Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN? Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihatsuatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir. (Bilangan 23:8-9).
TUHAN memiliki tujuan khusus mengapa Ia memilih Israel sebagai bangsa-Nya dan memeliharanya sampai hari ini. Ia memberikan Taurat-Nya yang sempurna  kepada Israel (Kel. 15:25b; Ulangan 4:40), serta memberkati dan melindungi Israel secara luar biasa, dan di lain pihak mendisiplinkan Israel dengan keras ketika mereka berontak kepada-Nya. Dunia memerlukan contoh yang kelihatan; dan TUHAN memilih Israel untuk bangsa-bangsa lain belajar dan mengenal sifat TUHAN. Paulus berbicara tentang masa lalu dimana sebagian orang Israel dibinasakan TUHAN di padang gurun oleh karena pemberontakan mereka: ”Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (1 Korintus 10:11-12)
IV. Untuk memimpin orang kepada Isa al-Masih
Sekarang kita memasuki bagian terpenting dari tujuan  Allah menurunkan Taurat-Nya; Ini adalah, menurut Alkitab, tujuan TUHAN yang terutama mengapa Taurat diturunkan;
Taurat TUHAN yang datang melalui nabi Musa adalah bayangan dari firman TUHAN yang akan datang kemudian. Taurat TUHAN itu sempurna, seperti kita telah pelejari di atas, namun bayangan bukanlah wujud asli, wujud asli dari Taurat adalah Firman TUHAN yang telah datang menjelma menjadi manusia, dan hidup di antara munusia, Dialah Isa al-Masih, Yesus Kristus orang Kristen menyebut-Nya.
“Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. (Yoh. 1:29) adalah gambaran jelas dari bayangan Domba Paskah di Keluaran 12.
Keselamatan kekal bukan melalui perbuatan baik orang, tetapi melalui anugerah TUHAN semata-mata yang bekerja melalui iman kita telah dinubuatkan oleh para nabi. Misalnya, Nabi Musa: seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. (Ulangan 18:18-19). Rasul Petrus merefer ayat ini ketika ia berbicara tentang Isa al-masih (Kis. 3:22-26).
Perhatikan kalimat yang digaris bawahi, perubahan ”pertanggung jawaban manusia kepada TUHAN” terjadi pada saat Isa al-Masih datang; sebelumnya terhadap Taurat-Nya yang diberikan melalui nabi Musa, namun sekarang terhadap Taurat-Nya melalui mulut Isa al-Masih.
Paulus sebagai seorang ahli Taurat dan rasul dari Isa al-Masih melukiskan perubahan itu demikian: Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. (Galatians 3:23-24, ITB)
Kata Yunani yang diterjemahkan ”penuntun” (tutor/ shoolmaster) di sini adalah paidagogos yang berarti seorang pemimpin budak pria yang bertugas secara khusus memberi pelajaran-pelajaran dasar kepada anak-anak majikan mereka setiap hari untuk mempersiapkan mereka masuk sekolah dimana mereka akan mendapat pelajaran-pelajaran yang lebih tinggi.
Dengan kata lain, setiap orang yang ingin masuk kedalam Kerajaan Sorga, ia harus belajar mengenal prinsip-prinsip dasar cara hidup di Kerajaan Sorga (ketetapan, perintah dan aturan TUHAN) dari Taurat Musa (tutor), lulus dari sini, ia akan dikirim masuk ke ”sekolah iman,” belajar ajaran dan perintah Isa al-Masih dari Roh Kudus(adviser).
Sebagaimana layaknya di dalam dunia pendidikan, bahwa ilmu-ilmu dasar tidak dibuang tetapi tetap dipakai sebagai standard di dalam penerapan-penerapan untuk  ilmu yang lebih tinggi, demikian juga di dalam kerohanian, Taurat tidak dihapuskan, sebaliknya tetap dipakai di dalam kehidupan orang beriman (1Yoh. 3:4) yang telah dibenarkan TUHAN atas dasar anugerah-Nya, dan bukan perbuatan kita. (Efesus 2:8-9).
Kesimpulan. Dari seluruh pendalaman Alkitab di sini, kita dapat simpulkan:
1. Taurat TUHAN (yang ditulis nabi) Musa itu sempurna dan tetap berlaku sebagai standard moral manusia, yang Allah akan pakai untuk menghakimi umat-Nya
2. Tidak ada satu orang-berdosa pun yang akan mampu melakukan seluruh Taurat (instruksi/ perintah/ ketetapan) TUHAN secara sempurna.
3. Semua orang yang mencari pembenaran TUHAN melalui usaha perbuatan baik diri sendiri agar bisa masuk Sorga, pasti akan gagal, bahkan akan mendapat hukuman dari Allah.
4. Taurat diberikan kepada manusia supaya manusia pada akhirnya datang beriman kepada Isa al-Masih, satu-satunya jalan yang telah disediakan TUHAN, untuk manusia dapat dibenarkan – ini adalah anugerah-Nya untuk setiap manusia.
5. Jika seorang tidak mau beriman (menerima ajaran  dan korban darah) Isa al-Masih = menolak anugerah penebusan dosa yang TUHAN telah sediakan, namun ia ingin masuk Sorga konsekuensinya ia harus melewati terowongan panjang Taurat TUHAN yang tertulis di kitab Musa. Hukuman yang mereka akan terima tentu lebih berat dari mereka yang sama sekali belum pernah mendengar berita Injil-Nya.

Source : https://pendalamanalkitab4muslim.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment