Latest News

Showing posts with label Tuhan Andalanku. Show all posts
Showing posts with label Tuhan Andalanku. Show all posts

Wednesday, June 21, 2017

Siapa yang Harus Kita Andalkan?

Siapa yang Harus Kita Andalkan?

115144_ahoksenyumGubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam beberapa kali kesempatan menyampaikan bahwa sebagai seorang yang dipercaya memimpin kota sebesar Jakarta ia akan menjalankan seluruh tugasnya dengan taat pada konstitusi bukan pada konstituen. Konstitusi menurut KBBI adalah: segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan; undang-undang dasar suatu negara. Sementara konstituen menurut KBBI adalah: bagian yang penting; unsur bahasa yang merupakan bagian dari satuan yang lebih besar; bagian dari atau pendukung konstruksi. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa Ahok mengutamakan dasar atau bagian utama atau fondasi dalam sistem yang lebih besar (baca: undang-undang atau aturan ketatanegaraan) daripada mengutamakan bagian atau kepentingan pendukung yang lebih kecil (organisasi atau elit tertentu).
Melalui sikap ketaatan pada konstitusi tersebut Ahok akhirnya sering beradu argumen dengan kelompok-kelompok tertentu ketika mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan orang banyak. Sebutlah misalnya ketika ditegaskan aturan bahwa tidak diperbolehkan berjualan di trotoar dan badan jalan karena mengganggu pejalan kaki, lalu lintas, dan kepentingan umum lain yang lebih besar, ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak terima karena efeknya pendapatan mereka dari parkir, uang keamanan dan sewa tempat akan hilang. Namun Ahok dan jajarannya tetap jalan terus karena prinsipnya aturan tersebut adalah bagian dari konstitusi yang harus ditegakkan. Sederhananya berdagang ada tempatnya, bukan di trotoar. Dengan terus melakukan penertiban ada hal yang lebih besar yang ingin dilakukan dan lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak. Misalnya dengan memindahkan pedagang ke tempat yang lebih memadai ketimbang berjualan di trotoar atau badan jalan pedagang akan lebih tertata, administrasi dibuat dengan jelas tanpa ada pungutan liar yang hanya menguntungkan pihak tertentu, lingkungan menjadi lebih sehat, lalu lintas lebih lancar, dan banyak hal positif lain tentunya.
Konstitusi selalu menjadi andalan Ahok, dan tidak ada ketakutan menghadapi kelompok (konstituen) yang tidak menyukainya karena keyakinannya bahwa apa yang dilakukannya adalah yang benar. Ketika dia melakukan yang benar maka dukungan kepadanya akan mengalir.
Seandainya Ahok tidak taat dan tidak mengandalkan konstitusi apa yang akan terjadi? Bisa saja dia akan terjebak dalam pusaran kepentingan kelompok tertentu. Efeknya orang akan tetap berjualan di trotoar dan akan terus mengganggu pejalan kaki, membiarkan kemacetan terus terjadi, membiarkan keadaan semrawut dengan parkir liar yang bertebaran di jalanan, membiarkan oknum-oknum tertentu hanya mengeruk keuntungan, sementara kerugian masyarakat umum lain sangat besar. Dia akan dikenang sebagai Gubernur yang tidak inovatif sama sekali karena tidak ada perubahan selama masa kepemimpinannya.
Pada Yeremia 17:7-8 tertulis: (7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Sebagai pengikut Kristus tentunya Alkitab (Sabda TUHAN) adalah dasar, pedoman, tatanan dalam menjalani hidup, menjadi andalan dalam setiap aspek kehidupan. Selama Sabda TUHAN menjadi andalan dan harapan, bukan tidak mungkin berkat akan didapatkan (ay. 7). Analogi pohon di ayat 8 sangat baik untuk menguatkan bahwa Sabda TUHAN adalah andalan. Bayangkan jika pohon tersebut ditanam ditanam di tanah kering, gersang dan berbatu, ke mana ia akan merambatkan akarnya? Bagaimana dia bisa berlindung dari terik matahari? Mungkinkah daunnya akan tumbuh hijau? Bisakah ia berbuah? Jangan-jangan pohon itu tidak akan sempat berbuah karena daunnya tidak sempat tumbuh, kalaupun tumbuh hanya sedikit dan tidak hijau atau cepat layu. Bagaimana mungkin bisa menumbuhkan daun jika akarnya pun tidak bisa tumbuh dan merambat dengan baik, terhalang batu dan kekurangan atau bahkan tidak ada air. Bagaimana mungkin bisa bertahan dari terik matahari jika daunnya sedikit dan kekurangan air, yang ada daunnya akan cepat kering, layu kemudian mati. Pohon itu akhirnya tidak berguna, dibuang dan dilupakan.
Pun demikian dengan kita, ketika Sabda TUHAN tidak tertanam dalam hati kita lalu apa yang menjadi andalan kita? Saat kita terjebak dalam keinginan ragawi kita tanpa mengandalkan Sabda TUHAN akan menjadi apakah kita? [bks]

Mengandalkan Tuhan

Mengandalkan Tuhan

godwithusSeorang perempuan tua menceritakan tentang betapa senangnya dia hari itu karena dikunjungi oleh keluarganya. Meskipun sehari-hari dia hanya terbaring di tempat tidur karena lumpuh yang dideritanya beberapa tahun terakhir, tetapi keterbatasan itu tidak menghilangkan senyum di wajahnya. Ia justru mengajak keluarganya berdiskusi tentang situasi Indonesia terkini. Pikirannya tetap cemerlang dan ingatannya kuat akan berita-berita di televisi yang didengarnya. Ketika orang berkomentar bagaimana aktifnya dia mengikuti perkembangan berita, dia pun menjawab: saya berdoa biarlah saya tidak bisa berjalan tetapi tolong Tuhan jangan biarkan saya menjadi pikun. Dengan Tuhan sebagai andalannya dan sumber harapannya, ia bisa menjalani hari-harinya dengan damai. Keterbatasan yang dialaminya, tidak membuatnya mengubur diri dalam duka dan penyesalan diri.
Cerita perempuan tua tersebut bisa kita jadikan inspirasi. Ada banyak situasi di mana kita juga mengalami berbagai keterbatasan dalam beragam bentuk seperti kesehatan, kemampuan finansial, dan lain sebagainya. Kita sadar bahwa kita bukanlah manusia sempurna, tetapi seringkali kita lupa akan hal itu dan berlaku berlebihan. Kita kemudian mengandalkan diri sendiri, orang lain, kemampuan materi, kesehatan, maupun kepintaran. Hingga kemudian pada satu titik tertentu kita menyadari bahwa hal-hal tersebut dapat segera lenyap dan tidak bisa diandalkan. Perjalanan hidup terasa berat karena banyaknya tantangan ataupun derita.
Bila tantangan dan beban hidup yang kita rasakan semakin berat, mari kita mengingat Firman Tuhan yang menyatakan: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” Pernyataan Tuhan Yesus ini sesungguhnya dilatarbelakangi situasi ketika orang-orang dibebani dengan berbagai aturan/hukum ritualistik keagamaan secara berlebihan: Lakukan ini! Lakukan itu! Jangan begini! Jangan juga begitu! Lakukan hanya dengan cara ini! Yesus dengan jelas mengundang serta merangkul siapa saja yang berbeban berat karena kuk hukum tersebut. Ia berusaha membebaskan mereka. Tetapi bukan itu saja, Yesus bahkan berkata pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku. Apakah maksud perkataan ini? Apakah Yesus hendak menambah kuk yang lain?
Kita tahu ada dua macam kuk yang biasanya digunakan untuk bekerja yaitu kuk tunggal dan kuk ganda. Di satu sisi kuk bisa dipahami sebagai lambang kesediaan untuk taat dan mengikuti perintah Tuhan. Namun di sisi lain, kuk ini terutama kuk ganda, juga menjadi lambang saling berbagi. Jadi ketika Yesus berkata pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah pada-Ku, Ia juga memberi diri-Nya untuk ikut menanggung beban kita. Kita tak dibiarkan-Nya menanggung beban berat sendirian. Dengan demikian beban yang dipikul bersama menjadi tidak terlalu berat. Mari kita belajar untuk mengandalkan Tuhan. Sekalipun kehidupan yang kita jalani ini penuh dengan tantangan, janganlah kita takut dan kecil hati. Ingatlah Tuhan bersama kita. Ia mau menanggung beban bersama kita dan akan memberikan kelegaan kepada kita.[LM]