Latest News

Showing posts with label Orang Kaya. Show all posts
Showing posts with label Orang Kaya. Show all posts

Saturday, December 31, 2011

MENJADI KAYA MENURUT ALKITAB

 MENJADI KAYA MENURUT ALKITAB

            Bolehkah anak Tuhan menjadi kaya? Dalam hal ini ada dua jawaban. Bila jawabannya boleh, maka yang perlu dipertanyakan adalah dari manakah hasil kekayaan itu diperoleh? Dan digunakan untuk apakah kekayaan itu? Kalau diperoleh dengan cara yang benar dan dipergunakan untuk hal-hal yang baik dan benar, maka anak Tuhan boleh kaya, asalkan kekayaan itu untuk memuliakan nama Tuhan.
            Tetapi kalau cara memperoleh kekayaan itu dari hal-hal yang tidak benar dan juga digunakan untuk hal-hal yang tidak benar pula, maka kekayaan itu justru akan membawa kita kepada kesengsaraan baik di dunia ini, maupun di dunia yang akan datang. Nah, itu yang tidak boleh!

Tokoh Alkitab
            Alkitab mencatat bahwa ada beberapa orang yang kaya secara materi. Kejadian 13:2 menulis bahwa Abram adalah seorang yang sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. Ayub adalah orang terkaya dari semua orang di sebelah timur. Ia memiliki 7.000 ekor kambing domba, 3.000 ekor unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, Ayub 1:3. Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat, II Raja-Raja 10:23, 3:13. Yusuf dari Arimatea (kota Yahudi, 15 Km di timur laut Lida atau 8 Km [5 mil] sebelah utara Yerusalem), yang telah menjadi murid Yesus juga adalah seorang yang kaya (plousios, mampu), Matius 27:57.
 Hizkia juga kaya, ia mendapatkan kekayaan dan kemuliaan yang sangat besar. Ia membuat perbendaharaan-perbendaharaan untuk emas, perak, batu permata yang mahal-mahal, rempah-rempah, perisai-perisai dan segala macam barang yang indah-indah, juga tempat perbekalan untuk hasil gandum, anggur dan minyak, kandang-kandang untuk berbagai jenis hewan besar seperti lembu sapi dan kandang-kandang untuk kawanan kambing domba. Ia juga mendirikan kota-kota, membangun terowongan aliran air pada tahun 701 sM dari Gihon (dalam bahasa Ibrani gikhon, sungai kecil) di sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir sebelah barat, ke Kolam Siloam kota Daud, karena Hizkia berhasil dalam segala usahanya, II Tawarikh 32:27-30, II Raja-Raja 20:20.

Menjadi kaya adalah kewenangan Allah
            Untuk menjadi kaya itu adalah kewenangan mutlak dari Allah. TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan dan meninggikan juga, I Samuel 2:7. Hal senada ditulis juga dalam Wahyu 13:16, bahwa penyebab (poieo, membuat, menghasilkan, mengerjakan; menciptakan; memberi; menyiapkan; menjalankan; menetapkan) kaya atau miskin (ptochos, melarat, tergantung pada bantuan orang lain; menyedihkan, rendah) itu adalah Allah. Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN, Amsal 22:2.
Ia melimpahkan (empimplemi, memenuhi, mengenyangkan dengan [sesuatu], memuaskan; menikmati) segala yang baik (agathon, hal-hal yang baik) kepada orang yang lapar (peinao), dan menyuruh orang yang kaya (plouteo, berkemampuan; makmur) pergi (exapostello, menyuruh keluar/berangkat) dengan tangan hampa (kenos, kosong; sia-sia), Lukas 1:53. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya. Demikianlah pengakuan pujian Daud kepada Allah dalam I Tawarikh 29:12.
Ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa, ada pula yang berpura-pura miskin, tetapi hartanya banyak, Amsal 12:7. Itulah yang dialami oleh Gereja di Laodikia. Mereka berkata: Aku kaya  dan aku telah memperkaya (plouteo, [menjadi/ada] kaya) diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, karena mereka tidak tahu bahwa sebenarnya mereka itu melarat (talaiporos, yang celaka, yang malang, sengsara, susah, sukar), dan malang (eleeinos, pantas dikasihani, menimbulkan belas kasihan; malang), miskin (ptochos), buta dan telanjang (gumnos, badannya telanjang; tidak mempunyai pakaian; berpakaian dalam saja), Wahyu 3:17.
            Untuk itu Tuhan Yesus menasehatkan (sumbouleuo, menganjurkan) agar mereka membeli emas (chrusion, hiasan emas) yang telah dimurnikan (puroo, dibakar) dalam api dari-Nya, agar mereka benar-benar menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya dipakainya, agar tidak terlihat ketelanjangan (gumnotes, tanpa pakaian)nya yang memalukan (aischune, rasa malu; sesuatu hal yang memalukan, keaiban); dan lagi minyak (kollourion, obat salep mata) untuk melumas (egchrio, mengoles) matanya, supaya dapat melihat, ayat 18, dan untuk menyembuhkan kebutaannya .
            Seperti Paulus sebagai orang yang miskin namun memperkaya banyak orang; sebagai orang yang tidak bermilik, tetapi ia memiliki segala sesuatu, II Korintus 6:10, yaitu dengan kekayaan Kristus yang tidak terduga (anexichniastos, yang tak terselidiki, yang tak dapat dimengerti) itu, Efesus 3:8, yaitu kita telah beroleh penebusan (apolutrosis, pembebasan [dari perbudakan]) oleh darah-Nya, dan pengampunan (aphesis, pembebasan) dosa menurut kekayaan anugerah-Nya, 1:7, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan anugerah-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan (chrestotes, kemurahan, belas kasihan, kebaikan hati)-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus, 2:7.
            Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya (ploutizo, memperkaya) dalam segala hal: Dalam segala macam perkataan  dan segala macam pengetahuan (gnosis, pengetahuan [agamis]), sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan (bebaioo, menguatkan, menunjang; membuktikan bahwa benar) di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan (hustereo, gagal mencapai; kalah baik dengan atau kurang dibanding dengan, lebih rendah mutunya, kurang penting, kehabisan; rugi, mengalami kekurangan) dalam karunia apapun sementara kamu menantikan (apekdechomai, menunggu dengan hangat) penyataan (apokalupsis, kedatangan kembali; wahyu) Tuhan kita Yesus Kristus, I Korintus 1:5-7.
            Karena kamu telah mengenal anugerah Tuhan kita Yesus Kristus bahwa sekalipun Ia kaya, oleh karena kamu Ia menjadi miskin, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya, II Korintus 8:9. Sebagaimana yang pernah dialami oleh jemaat-jemaat di Makedonia, selagi dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan (aplotes, etos, sikap murah hati; ketulusan yang ikhlas; kesetiaan dengan segenap hati dan kemurnian), II Korintus 8:1-2.
Demikian halnya dengan Gereja di Smirna, walaupun mereka miskin secara materi, namun mereka kaya dalam Tuhan, Wahyu 2:9. Yang dimaksud dengan kaya dalam Tuhan menurut II Korintus 8:7 itu adalah kaya dalam hal: iman, perkataan (pengutaraan, petah lidah), pengetahuan, kesungguhan untuk membantu, dan kasih � demikian juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. Maksud dari pelayanan kasih disini ialah pelayanan kasih karunia yang mengacu kepada tindakan pemberian (leitourgia, [demi ksesejahteraan umum; bagi Allah]) bantuan material kepada kaum saleh yang kekurangan (husterema, keperluan, kebutuhan; kemiskinan; apa yang masih kurang) (9:12).
            Tetapi dalam kesemuanya itu, tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya (plouteo, memakai kekayaan-Nya [dalam hal anugerah, pembenaran, murah hati]) bagi semua orang yang berseru (epikaleo, menyebut, menamakan; naik banding) kepada-Nya, Roma 10:12. Karena Allah kaya dengan rahmat (eleos, belas kasihan), oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, Efesus 2:4.
            Apakah kita masih mau menganggap sepi kekayaan kemurahan (chrestotes, hal yang baik, kebaikan hati; apa yang benar; belas kasihan)-Nya? Tidak tahukah (agnoeo, tidak kenal) engkau bahwa maksud kemurahan (chreston, jujur, tulus; penuh belas kasihan, kebaikan hati) Allah ialah untuk menuntun (agei, ia bermaksud menuntun)mu kepada pertobatan (metanoia, perubahan pikiran, hal berpaling [dari dosa])? Roma 2:4.

Perumpamaan tentang ketamakan akan kekayaan
            Dalam II Samuel 12:1-9, nabi Natan memberi perumpamaan kepada Daud tentang orang kaya dan orang miskin dalam satu kota. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; sedangkan si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Suatu ketika, si orang kaya ini kedatangan tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari ternaknya untuk dimasak bagi penggembara tersebut. Akhirnya ia mengambil anak domba betina milik si miskin untuk dimasaknya.
            Mendengar cerita itu Daud menjadi sangat marah dan berkata kepada nabi Natan: �Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Dan anak domba betina itu harus dibayar sebagai gantinya empat kali lipat, karena ia tidak kenal belas kasihan.�
            Kemudian berkatalah nabi Natan kepada Daud: �Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. Telah kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan istri-istri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu. Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; istrinya kauambil menjadi istrimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.�
Seperti sangkar menjadi penuh dengan burung-burung, demikianlah rumah mereka menjadi penuh dengan tipu; itulah sebabnya mereka menjadi orang besar dan kaya, orang gemuk dan gendut. Di samping itu mereka membiarkan berlalu kejahatan-kejahatan, tidak mengindahkan hukum, tidak memenangkan perkara anak yatim, dan tidak membela hak orang miskin, Yeremia 5:27, 28.
            Seperti ayam hutan yang mengerami yang tidak ditelurkannya, demikianlah orang yang menggaruk kekayaan secara tidak halal, pada pertengahan usianya ia akan kehilangan semuanya, dan pada kesudahan usianya ia terkenal sebagai orang bebal, Yeremia 17:11.
            Tuhan Yesus juga menyampaikan suatu perumpamaan dalam Lukas 12:16-21. �Ada seorang kaya, tanah (chora, ladang, tegal)nya berlimpah-limpah hasilnya (euphoreo, berhasil baik). Ia bertanya dalam hatinya (dialogizomai, mempertimbangkan, berpikir; memperbincangkan; berunding): Apakah yang harus aku perbuat (lego, berkata, berbicara, mengucapkan; menyebut; memaksudkan [pikiran yang tidak diucapkan]), sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan (sunago, mengumpulkan) hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak (kathaireo, menurunkan; meruntuhkan) lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya semua gandum (sitos, biji-bijian) dan barang-barang (ta agatha, apa yang baik, simpanan)ku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, engkau memiliki banyak barang, tertimbun (tithemi, terletak; berada, menempatkan, menaruh, menyimpan, menyisihkan, membuat, menetapkn, menentukan, memperuntukkan) untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah (anapauo, memberi istirahat; menyegarkan; menghiburkan), makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah (euphraino, bersukaria, bersukacita, menjadikan gembira)!
            Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil darimu (apaiteo, meminta, menuntut kembali), dan apa yang telah engkau sediakan (hetoimazo, dapatkan, apa yang sudah dikerjakan, hasil-hasil), untuk siapakah itu nanti (estai, dan apa yang telah engkau sediakan, [akan ada] milik siapa [nanti])? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta (thesaurizo, menimbun; menyisihkan, menyimpan) bagi dirinya sendiri, jika ia tidak kaya dihadapan Allah.� Mazmur 52:9 menyebutnya: Orang yang tidak menjadikan Allah sebagai tempat pengungsiannya, yang percaya akan kekayaannya yang melimpah, itu sama dengan berlindung pada tindakan penghancuran dirinya sendiri.


Suatu peringatan bagi orang yang telah menyalahgunakan kekayaannya
             Seseorang yang telah menjadi kaya dan kemuliaan keluarganya bertambah, pada saat matinya nanti kesemuanya itu tidak akan dibawanya. Sekalipun ia menganggap dirinya berbahagia pada masa hidupnya, sekalipun orang menyanjungnya, karena ia berbuat baik terhadap dirinya sendiri, namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang tidak akan melihat terang untuk seterusnya. Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan, Mazmur 49:17-21.
            Mereka yang percaya akan harta bendanya dan memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka. Tidak seorang pun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya � supaya ia tetap hidup untuk seterusnya, dan tidak melihat lobang kubur. Sungguh, akan dilihatnya: orang-orang yang mempunyai hikmat mati, orang-orang bodoh dan dungu pun binasa bersama-sama dan meninggalkan harta benda mereka untuk orang lain. Tetapi dengan segala kegemilangannya manusia tidak dapat bertahan, ia boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan, Mazmur 49:7-11, 13.
            Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatu pun padanya untuk anaknya (Untuk itu sebagai orang kaya kita harus mengadakan controling kepada bendahara, agar kekayaan kita tidak diselewengkan oleh kelicikan orang lain, Lukas 16:1-8). Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatu pun yang dapat dibawa dalam tangannya. Ini pun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikian pun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin? Pengkhotbah 5:12-15. Sebab kita tidak membawa apa pun ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar, I Timotius 6:7.  
            Tuhan Yesus pernah berkata kepada murid-murid-Nya: Sukar sekali bagi orang kaya yang banyak hartanya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum (trupema rhaphidos, lubang mata jarum) daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah, Matius 19:23, 24, Markus 10:23.
            Untuk itu Tuhan Yesus menyarankan agar kita tidak mengumpulkan harta (thesaurizo, menimbun; menyisihkan, menyimpan) bagi diri kita sendiri di bumi; sebab di bumi ngengat (ses, setos, gegat) dan karat (brosis, hal makan; makanan; [hal dimakan] ulat) merusaknya dan pencuri (kleptes, maling) membongkar (diorusso, membongkar [dengan menggali; merusak dinding rumah untuk memasukinya]) serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; sebab di surga ngengat dan karat tidak merusaknya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya, Matius 6:19-20.
            Kata-Nya lagi, Berjaga-jagalah (horao, memperhatikan; melihat; memandang; mengurus; mengingat) dan waspadalah (phulasso, menjaga; mengawal; menuruti, mematuhi, mengikuti; memelihara; melindungi, membela; menghindari; memantang; [bersikap] waspada terhadap [sesuatu]) terhadap segala ketamakan (pleonexia, keserakahan), sebab walaupun seorang berlimpah-limpah (perisseuo, tersisa, lebih dari cukup; bertambah banyak, meluap; mengungguli, melampaui; berkelimpahan; beruntung) hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu, Lukas 12:15. Siapa yang mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda, Amsal 11:28. Karena itu, percayakanlah kepada Yang Mahakuasa, yang kaya akan kebenaran, Ayub 37:23.
Hal ini pernah dialami oleh kaum beriman Korintus yang telah mengalami kesuksesan, kenyang, kaya, bermegah atas apa yang telah mereka dapatkan. Sehingga tidak memerlukan lagi nasehat rasul, mereka merasa bebas karena mereka telah menjadi raja (basileuo, menjadi seperti raja). Sedangkan rasul menyamakan dirinya dengan orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati (epithanatios, yang terhukum mati, yang harus mati) dan menjadi tontonan (theatron, teater, gedung kesenian; orang yang terhukum mati dijdikan tontonan dalam teater oleh orang Romawi) bagi dunia, bagi para malaikat dan bagi manusia, I Korintus 4:8, 9. Demikian juga dengan pengalaman Musa, ia menganggap (memperhitungkan, menilai) bahwa penghinaan (oneidismos, cercaan) karena Kristus sebagai kekayaan (thesauros, harta) yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, Ibrani 11:26. Artinya Musa menderita penghinaan seperti yang diderita orang Kristen sekarang, sebab kehendak Allah dianggap lebih penting dari pada keuntungan duniawi. Hal ini mungkin juga yang dimaksud Pengkhotbah 10:6 yaitu, pada banyak tempat yang tinggi, diduduki orang bodoh, sedangkan tempat yang rendah diduduki orang kaya.
 Dengan demikian secara tidak langsung Alkitab hendak mengatakan bahwa walaupun orang beriman itu kaya dan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi namun pada dasarnya mereka itu bodoh, karena sudah mengabaikan Allah. Sedangkan utusan Allah yang mungkin dianggap hina dan tidak mempunyai kedudukan apa-apa dihadapan manusia, namun sebenarnya justru merekalah yang kaya di hadapan Tuhan.
Yakobus 1:9-10 mengatakan: Baiklah saudara seiman yang berada dalam keadaan yang rendah (tapeinos, sederhana; miskin, dari rakyat jelata [dalam kedudukan, kuasa dan pandangan orang) bermegah (kauchaomai, memegahkan; merasa mulia, sukacita) apabila ia ditinggikan (hupsos, diangkat, mendapat kedudukan yang tinggi), dan orang kaya bermegah apabila ia direndahkan (tapeinosis, kerendahan, kedudukan yang rendah, kehinaan, keadaan sederhana; keadaan yang memalukan) sebab ia akan lenyap (parerchomai, lewat, melintas; melanggar; mengabaikan; berlalu) seperti bunga rumput (chortos, tumbuh-tumbuhan; sebilah rumput, kecambah, pucuk; rumput kering).
Menurut I Timotius 5:6, seorang janda yang hidup mewah (spatalao, berfoya-foya) dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup. Dan pada saat kematian yang sebenarnya, maka berlakulah hukuman yang terdapat dalam Wahyu 18:7, berikanlah kepadanya siksaan (basanismos, kesengsaraan) dan perkabungan (dukacita, keluh kesah), sebanyak kemuliaan dan kemewahan (streniao, hidup mewah, menuruti hawa nafsu), yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta (kathemai, duduk; tinggal) seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.
            Demikian juga Yakobus 5:1-6 memberikan peringatan juga bagi orang-orang kaya yang suka menahan upah buruhnya. Jadi, sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara (talaiporia, kesusahan, kesukaran) yang akan menimpa (eperchomai, dating; terjadi; berlaku; menyerang) kamu! Kekayaanmu sudah busuk (sepo, membusuk, menjadi busuk), dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas (chrusos, mata uang emas; berhala emas) dan perak (arguros, uang)mu sudah berkarat, dan karat (ios, racun)nya akan menjadi kesaksian (marturion, bukti; kesempatan untuk bersaksi) terhadap (humin, melawan) kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan (thesaurizo, menimbun; menyisihkan, menyimpan) harta pada hari-hari terakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah (misthos, ganjaran) yang kamu tahan (apostereo, rampas, rampok, curi, rugikan, tolak, hilangkan) dari buruh (ergates, pekerja) yang telah menuai (amao, menyabit, memotong) hasil ladang (chora, tanah, tegal)mu, dan telah sampai ke telinga (ous, pendengaran) Tuhan semesta alam keluhan (boe, teriakan) mereka yang menyabit (therizo, penuai) panenmu. Kamu telah hidup dalam kemewahan (truphao, menuruti hawa nafsu) dan berfoya-foya (spatalao, hidup mewah) di bumi, kamu telah memuaskan (trepho, memberi makanan; menggemukkan; mendukung; memelihara; menyusui; membesarkan) hatimu mejelang hari penyembelihan (sphage, pembantaian; hari pengadilan Allah). Kamu telah menghukum (katadikazo, menghakimi), bahkan membunuh (phoneuo, mematikan) orang benar dan ia tidak dapat melawan (antitassomai, memberontak terhadap) kamu.
            Janganlah orang bijak bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN dalam Yeremia 9:23-24.
            Bagi raja-raja di bumi yang suka berselingkuh dengan Babel akan menangis dan meratap bila melihat asap api yang membakarnya (purosis, kebakaran; cobaan dengan api, ujian yang menyakitkan). Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya sambil berkata celaka, celaka sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimannya. Sehingga kota yang kuat dan yang selalu dihiasi dengan kemewahan dan gemerlapnya dunia serta kekayaannya yang banyak itu telah binasa. Para pembisnis internasional yang telah menjadi kaya dari hasil transaksinya juga akan menangis dan berkabung (pantheo, berdukacita, mengeluh, meratapi), sebab tidak ada lagi orang yang membeli (agorazo, menebus) barang (gomos, muatan [kapal]) dagangannya yang berupa emas dan perak, permata dan mutiara, lenan halus dan kain ungu, kain sutera dan kain kirmizi, berbagai jenis barang dari kayu yang harum (thuinos, dari pohon jeruk; yang harum; semacam tanaman pinus yang harum baunya), berbagai jenis barang dari gading, berbagai jenis barang (skeuos, alat, bejana, benda) dari kayu yang mahal, dari tembaga, besi dan pualam (marmaros, batu marmar), kulit manis (kinnamomon, kayu manis) dan rempah-rempah (dari India), wangi-wangian (thumiama, kemenyan, bau-bauan, pembakaran ukupan), mur (muron, minyak mur, minyak wangi) dan dupa (libanos, kemenyan), anggur (oinos, anggur [minuman]), minyak (elaion, minyak [zaitun]), tepung halus (semidalis, tepung gandum yang halus) dan gandum, lembu sapi, domba, kuda dan kereta, budak dan bahkan nyawa manusia. Buah-buahan dan segala yang mewah serta indah (lampros, gilang-gemilang; berkilau-kilauan) telah musnah (eremoo, dibuat sunyi, dibinasakan). Setiap nakhoda (kuberentes, jurumudi, pandu laut) dan pelayar (pleo, penumpang di kapal) beserta anak buah kapal (nautes, pelaut) dan semua orang yang mata pencahariannya di laut juga berdiri menjauh sambil berseru: Kota mana yang sama dengan kota besar ini? Mereka menghamburkan (ballo, melempar; menjatuhkan; meletakkan; member; menuangkan, menebarkan; membawa; mencurahkan) debu ke atas kepalanya (sebagai tanda dukacita) dan berseru sambil menangis dan meratap, :Celaka, celaka, kota besar yang olehnya semua orang yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa. Demikianlah nubuatan Wahyu 18:9-19.
            Apakah yang akan kamu lakukan pada hari penghukuman, dan pada waktu kebinasaan yang datang dari jauh? Kepada siapakah kamu hendak lari minta tolong, dan di manakah hendak kamu tinggalkan kekayaanmu? Yesaya 9:3.
            Untuk itu I Timotius 6:18-19 memperingatkan agar mereka itu berbuat baik (agaththoergeo, bermurah hati), menjadi kaya dalam perbuatan baik, suka memberi (eumetadotos, murah hati) dan membagi (koinonikos, bermurah hati) dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar (themelios, pondamen, fondasi, alas, azas; batu dasar) yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya (ontos, benar-benar, betul-betul). Antara lain masukkanlah uang (chalkos, kuningan, perunggu, mata uang tembaga) ke dalam peti persembahan (gazophulakion, perbendaharaan) gereja, sebagaimana orang-orang kaya dahulu memberi (ballo, memasukkan, mempersembahkan; meletakkan; membawa) dalam jumlah yang sangat besar, Markus 12:41, Lukas 21:1, asal dilakukan dengan ketulusan hati.
            Tetapi untuk keperluan persembahan khusus kepada TUHAN untuk mengadakan pendamaian yang ada kaitannya dengan nyawa di Kemah Suci, orang kaya tidak boleh mempersembahkan secara lebih dan orang miskin juga tidak boleh mempersembahkan kurang dari setengah syikal, Keluaran 30:15.
            Juallah segala milikmu dan berilah sedekah (eleemosune, derma) kepada orang-orang miskin! Buatlah bagimu pundi-pundi (ballantion, kantung uang, dompet) yang tidak dapat menjadi tua (palaioo, menjadi usang), maka akan kamu peroleh suatu harta di surga yang tidak akan habis (anekleiptos, tidak dapat dihabiskan), yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusak (diaphtheiro, merosot; tidak sehat; dibinasakan) ngengat, kemudian ikutlah Aku, Lukas 12:33, 18:22. Kata Tuhan Yesus itulah jalan untuk menjadi sempurna (teleios, sudah mencapai tujuan, lengkap, utuh, genap; hasil yang baik; dewasa), Matius 19:21,
            Lagi pula, Allah sanggup (dunateo, berkekuatan, berkuasa) melimpahkan segala anugerah kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan (autarkeia, hal mencukupi keperluan sendiri, keswasembadaan; rasa puas) di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam berbagai perbuatan baik, II Korintus 9:8. Ayat 11 menambahkan, kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati (aplotes, ketulusan), yang membangkitkan (katergazomai, melakukan, menimbulkan; mengadakan; mempersiapkan) syukur (eucharistia, rasa [peng]ucapan syukur, terima kasih) kepada Allah.
            Dan apabila Yang Mahakuasa menjadi timbunan emasmu, dan kekayaan perakmu, maka sungguh-sungguh engkau akan bersenang-senang karena Yang Mahakuasa, dan akan menengadah kepada Allah. Jikalau engkau berdoa kepada-Nya, Ia akan mengabulkan doamu, dan engkau akan membayar nazarmu. Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu, dan cahaya terang menyinari jalan-jalanmu, Ayub 22:25-28.
Allah akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus, Filipi 4:19. Betapa kayanya kemuliaan warisan-Nya kepada orang-orang kudus, Efesus 1:18. Ternyata Allah kaya dengan rahmat (eleos, belas kasihan), 2:4. Dan Yesus kaya akan kemuliaan, 3:16, Roma 9:23, Kolose 1:27. Anak Domba yang disembelih itu memang layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian (eulogia, berkat; pemberian; kata-kata yang   manis), Wahyu 5:12.

Karakteristik orang kaya yang belum bertobat
            Menurut Lukas 16:19, ciri orang kaya ialah selalu berpakaian (endidusko, mengenakan) jubah ungu (porphura, kain, pakaian [sebagai tanda jabatannya tinggi]) dan berkain halus (bussos, kain lenan halus), setiap hari bersukaria (euphraino, bersukacita, menjadikan gembira, bersenang-senang) dalam kemewahan. Orang yang pernah memakai jubah ungu atau sejenisnya antara lain: Mordekhai, Ester 8:15, dan Daniel, Daniel 5:29, Tuhan Yesus, Yohanes 19:5. Hal ini berbeda dengan kehidupan raja Salomo. Lukas 12:27 mencatat bahwa: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah itu. Dalam Kisah Para Rasul 16:14, Lidia yang berasal dari kota Tiatira tercatat sebagai seorang wanita penjual kain ungu.
            Berfoya-foya (truphe, pesta pora; kemewahan; pemerturutan/pendewaan nafsu) pada siang hari, mereka anggap (hegeomai, memimpin) sebagai suatu kenikmatan (hedone, hawa nafsu). Tetapi sebenarnya mereka adalah kotoran (spilos, cacat, cela, noda) dan noda (momos, cacat, cela), yang memabukkan (entruphao, berpesta pora dengan banyak meminum minuman keras) dalam hawa nafsu (apate, tipu daya) mereka kalau mereka duduk makan (suneuocheomai, makan [secara berlebihan] bersama [seseorang]; berpesta pora bersama)-minum bersama-sama, II Petrus 2:13. Memang untuk tertawa orang menghidangkan makanan; anggur meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu, Pengkhotbah 10:19. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan selain dari pada melihatnya? 5:10.
Menurut Amsal 19:4, memang kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya. Tetapi lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal, ayt. 1. Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak, 14:20. Orang kaya menganggap dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia, 28:11.
Ada orang yang memperoleh kekayaan dengan hikmat dan pengertiannya (tetapi ingat bahwa kekayaan itu bukan untuk orang yang cerdas, Pengkhotbah 9:11). Emas dan perak dikumpulkan dalam perbendaharaannya. Ada juga orang yang memperbanyak kekayaannya karena ia sangat pandai berdagang, dan karena itu ia menjadi sombong, Yehezkiel 28:4, 5.
            Orang kaya lebih diskriminatif dalam menerima tamu undangannya. Seperti yang dikatakan dalam Yakobus 2:1-6. Janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka (prosopolempsia, sikap pandang bulu, perbuatan memihak, menganakemaskan). Sebab, jika ada seseorang masuk ke dalam kumpulan (sunagoge, sinagoge, rumah ibadah Yahudi; pertemuan [untuk ibadah])mu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah (lampros, yang berkilau-kilauan) dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk (rhuparos, kotor, compang-camping), dan kamu menghormati (epiblepo, memandang, memperhatikan) orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya, �Silahkan Tuan duduk di tempat yang baik ini!�, sedangkan kepada orang yang miskin itu kamu berkata, �Berdirilah di sana!� atau, �Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!�, bukankah kamu telah membuat pembedaan (diakrino, menganggap lebih penting) di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran (dialogismos, pertimbangan; akal; rencana [kotor]) yang jahat?      
            Dengarkanlah, Saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada orang-orang yang mengasihi Dia? Tetapi kamu telah menghina orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas dan menyeret kamu ke pengadilan?
            Menaruh kepercayaannya kepada harta benda itu sama dengan kejahatan karena telah mengingkari Allah-nya. Ayub 31:24-28 mengatakan, Jikalau aku menaruh kepercayaan kepada emas, dan berkata kepada kencana: Engkaulah kepercayaanku; jikalau aku bersukacita, karena kekayaanku besar dan karena tanganku memperoleh harta benda yang berlimpah-limpah; jikalau aku pernah memandang matahari, ketika ia bersinar, dan bulan, yang beredar dengan indahnya; sehingga diam-diam hatiku terpikat, dan menyampaikan kecupan tangan kepadanya, maka hal itu juga menjadi kejahatan yang patut dihukum oleh hakim, karena Allah yang di atas telah kuingkari. Ia takkan menjadi kaya dan hartanya tidak kekal serta miliknya pun tidak bertambah-tambah di bumi, 15:29.
            Menurut II Timotius 3:2, mereka cenderung mencintai dirinya sendiri (philautos, egosentris, mementingkan diri sendiri) dan menjadi hamba uang (philarguros, mencintai uang). Mereka akan membual (alazon, pembohong, orang yang menyombongkan diri) dan menyombongkan diri (huperephanos, angkuh, congkak), menjadi seorang pemfitnah (blasphemos, penghujat), berontak (apeithes, tidak taat, durhaka) terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, serta tidak lagi mempedulikan agama (anosios, tidak beragama, tidak kudus, tidak menghormati Tuhan).
            Mikha 6:12 mencatat bahwa kecenderungan orang-orang kaya di kota suka melakukan banyak tindak kekerasan, dan penduduknya juga suka berkatadusta serta lidah dalam mulut mereka adalah penipu.
Lukas 6:24 mengatakan, celakalah hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh (apecho, menerima; kata ini dipergunakan dalam arti komersil untuk mengakui tanda terima dari pembayaran yang penuh) penghiburanmu.

Suatu peringatan bagi orang yang belum kaya
            Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini karena kekayaan dapat lenyap secara tiba-tiba, seperti rajawali yang mempunyai sayap yang dapat terbang ke angkasa, Amsal 23:4-5. Lalu sia-sialah usaha kita selama ini, seperti yang dilihat oleh Salomo: ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanya pun tidak puas dengan kekayaan; - untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan? � Ini pun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan, Pengkhotbah 4:7-8.
            Tetapi Pengkhotbah 10:20 mengingatkan kepada kita: Dalam pikiran pun janganlah engkau mengutuki raja, dan dalam kamar tidur janganlah engkau mengutuki orang kaya, karena burung di udara mungkin akan menyampaikan ucapanmu, dan segala yang bersayap dapat menyampaikan apa yang kauucapkan.
            Ibrani 13:5 mengatakan, Janganlah kamu menjadi hamba uang (aphilarguros, yang tidak serakah akan uang, tidak tamak; seperti orang Farisi yang philarguros, yang mencintai uang, Lukas 16:14) dan cukup (arkeo, merasa puas dengan)kanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman, �Aku sekali-kali tidak akan membiarkan (pareimi,  selalu hadir, ada; datang padamu) engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan (aniemi, berhenti; melepaskan, membiarkan) engkau.� Karena siapa yang mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia, Pengkhotbah 5:9.
            Orang yang ingin menjadi cepat kaya, tidak akan luput dari hukuman, tetapi orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, Amsal 28:20. Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan, ayt. 22.  Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup, 15:27, karena nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dan dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas, 22:1.
            Amsal 11:16 mengatakan: �Perempuan yang baik hati beroleh hormat; sedangkan seorang penindas beroleh kekayaan.� Orang yang belum mengenal Tuhan seringkali untuk  memperoleh kekayaan melakukannya dengan cara penindasan. Cara memperoleh kekayaan semacam ini tidaklah baik dan sangat tidak terhormat. Ayat 17 melanjutkan: �Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.� Karena suatu ketika hukuman telah menanti si penindas dan orang benar yang baik hati akan menyimpaan kekayaan tersebut untuk peninggalan warisan bagi anak cucunya, 13:22. Kamu akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa dan akan memegahkan diri dengan segala harta benda mereka, Yesaya 61:6.
            Tetapi mereka yang ingin (boulomai, berkehendak) kaya terjatuh ke dalam (empipto, jatuh diantara) pencobaan (peirasmos, pembujukan; siksaan nyala api), ke dalam jerat (pagis idos, perangkap) dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa (anoetos, bodoh, jahil) dan mencelakakan (blaberos, berbahaya; membahayakan), yang menenggelamkan (buthizo, kiasan menjatuhkan) manusia ke dalam keruntuhan (apoleia, kehancuran, kebinasaan; orang yang harus binasa) dan kebinasaan. Karena akar (rhiza, turunan; asal-usul, penyebab [kejahatan]) segala kejahatan ialah cinta uang dan karena memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka, I Timotius 6:9-10.    
            Dari mana (pothen, mengapa) datangnya sengketa (polemos, peperangan, pertempuan, perselisihan) dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsu (hedone, kenikmatan)mu yang saling berjuang (strateuomai, [turut] berperang, bertempur) di dalam tubuhmu? Kamu mengingini (epithumeo, rindu) sesuatu, tetapi tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati (zeloo, berusaha dengan keras/giat; menginginkan), tetapi kamu tidak mencapai (epitugchano, memperoleh) keinginanmu, lalu kamu bertengkar (machomai, berbantah; berkelahi) dan kamu berkelahi (polemeo, berperang, bertempur). Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah (kakos, dengan cara yang salah/jahat, secara tidak baik; dengan maksud yang buruk) berdoa, sebab yang kamu mita itu hendak kamu habiskan (dapanesete, mengeluarkan untuk) untuk memuaskan hawa nafsumu, Yakobus 4:1-3.
            Ketika bermimpi di Gibeon, Allah menawarkan agar Salomo mengajukan permintaan kepada-Nya. Ternyata Salomo meminta hikmat untuk dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, bukan meminta kekayaan. Maka berfirmanlah Allah: �Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka Aku sesungguhnya melakukan sesuai dengan permintaanmu itu. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan,� I Raja-Raja 3:5, 9, 11-13, II Tawarikh 1:11-12.
            Salomo bukanlah orang yang tamak akan harta kekayaan. Permintaan Salomo sangatlah tepat, ia meminta hikmat. Karena hikmat lebih berharga dari pada permata. Aku, hikmat, tinggal bersama-sama kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. Kekayaan dan kehormatan ada padaku, juga harta yang tetap dan keadilan, Amsal 8:11, 12, 18. Lagi pula, kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion, Yesaya 33:6. Dengan demikian yang terpenting ialah supaya kita pun memperoleh (sumbibazo, mengumpulkan, menyatukan; mengikat) kekayaan dan keyakinan (plerophoria, keyakinan kuat, kepastian; kepenuhan) pengertian (sunesis, kemampuan berpikir, kecerdasan) serta mengenal rahasia (musterion, sesuatu yang dahulunya tersembunyi tetapi sekarang dinyatakan) Kristus, sebab di dalam Dia tersembunyi (apokruphos, rahasia; tersimpan) segala harta hikmat (gnosis, pengetahuan; dengan bijaksana, ingat-ingat) dan pengetahuan (epignosis, kesadaran, pengertian, pengakuan), Kolose 2:2, 3.
            Untuk itu Paulus dengan rasa kagum memuji: O, alangkah dalamnya (bathos, kebesaran) kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki (anexeraunetos, tidak terselami; tak dapat dimengerti) keputusan-keputusan (krima, hukuman; perkara; kuasa untuk menghakimi; pengadilan)-Nya dan sungguh tak terselami (anexichniastos, tidak terselidiki, tidak terduga, tidak dapat dimengerti) jalan-jalan-Nya, Roma 11:33.

Menikmati hasil kerja itu merupakan karunia Allah
            Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya, Pengkhotbah 5:17. Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah, 3:13. Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah, 2:24.
 Karena setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya � juga itu pun karunia Allah. Sehingga enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur, Pengkhotbah 5:18, 11.
Tetapi ada juga orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu apa pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya, 6:2. Hal ini bisa terjadi karena ia tidak mau mendengarkan suara TUHAN, dan tidak melakukannya dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, maka segala kutuk datang kepadanya, Ulangan 28:15. Selain itu kekhawatiran, tipu daya kekayaan, dan kenikmatan hidup yang menghimpit firman yang telah didengarnya itu tidak mampu berbuah matang pada dirinya, Matius 13:22, Lukas 8:14, maka suatu bangsa yang tidak dikenal (orang lain/orang asing) yang akan memakan habis hasil buminya dan segala hasil jerih payahnya. Ulangan 28:33. Sebagaimana yang pernah dialami oleh bangsa Israel, Yeremia 15:13, 17:3. Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.
Tetapi justru Roma 11:12 mengatakan bahwa pelanggaran mereka (bangsa Israel) berarti kekayaan (berkat berkelimpahan) bagi dunia (bangsa-bangsa lain), dan kegagalan (hettema, kekalahan) mereka berarti kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan (pleroma, kegenapan, penggenapan, kelengkapan, jumlah yang penuh/genap; ukuran yang penuh) mereka. Bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahaya (terang)nya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan (kemuliaan) mereka kepadanya, Wahyu 21:24.
Untuk itu hendaklah perkataan Kristus diam (enoikeo, tinggal di dalam/di antara) dengan segala kekayaannya (plousios, tinggal dengan limpahnya, secara berlimpah, secara penuh) di antara kamu, Kolose 3:16. I Timotius 6:17 memperingatkan kepada orang-orang kaya (plousios, mampu) di dunia ini (ho nun aion, zaman sekarang ini) agar mereka jangan tinggi hati (hupselophroneo, sombong, angkuh, congkak) dan jangan berharap pada sesuatu yang tidak tentu (adelotes, ketidakpastian) seperti kekayaan, melainkan kepada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan (parecho, menyebabkan, menjadikan, mendatangkan) kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.

Penutup
            Inilah perkataan Agur: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku, Amsal 30:8. Asal ada makanan (diatrophe, kebutuhan pokok hidup) dan pakaian (skepasma, tempat tinggal, rumah), cukuplah (arkeo, merasa puas dengan), I Timotius 6:8. Inilah pola hidup sederhana yang serba berkecukupan sebagaimana doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 6:11, berikanlah kami pada hari ini (epiousios, juga untuk hari yang akan datang, untuk kebutuhan [kami], yang perlu [untuk kehidupan]) makanan kami yang secukupnya. Tidak kekurangan dan juga tidak berkelebihan. Amin!
             
                                                                                                                    Oleh: Wawan Widjanarko