Latest News

Showing posts with label Pilihan Allah. Show all posts
Showing posts with label Pilihan Allah. Show all posts

Wednesday, June 21, 2017

Pilihan Allah

Pilihan Allah

Keadaan bangsa Israel sesudah kematian Yosua sangat memprihatinkan. Mereka berbuat dosa sehingga Tuhan memberikan hukuman. Di dalam penderitaan mereka berteriak minta tolong, maka Tuhan menjawab doa mereka dengan mengutus hakim-hakim untuk memimpin dan melindungi mereka. Tetapi setelah hakim itu mati, mereka kembali melakukan apa yang jahat dimata Tuhan.
mu130525_good_bestAbimelekh adalah anak Gideon, seorang hakim Israel, dari gundiknya yang tinggal di Sikhem. Dalam Hakim-hakim 9, setelah Gideon meninggal, Abimelekh membujuk orang-orang Sikhem untuk mendukungnya menjadi pemimpin pengganti Gideon. Ia mengumpulkan petualang-petualang yang menjadi pengikutnya untuk membunuh semua saudara tirinya. Hanya Yotam, anak bungsu Gideon, yang berhasil bersembunyi dan lolos. Yotam mengecam penduduk Sikhem dan Abimelekh yang tidak memandang jasa Gideon, dan menyumpahi bahwa api akan memakan mereka. Abimelekh memerintah 3 tahun di Sikhem setelah kematian bapanya. Kemudian terjadi perpecahan antara Abimelekh dan penduduk Sikhem. Abimelekh membunuh penduduk Sikhem di ladang dan di kota. Selanjutnya Abimelekh menyerang kota Tebes untuk merebutnya. Abimelekh berusaha menerebos ke dalam menara kota untuk membakarnya, tetapi ketika ia masih di depan pintu menara, seorang perempuan menimpakan batu kilangan ke atas kepalanya sehingga pecah. Malu kalau dikatakan ia dibunuh oleh seorang perempuan, Abimelekh menyuruh bujang pembawa senjatanya untuk menghabisi nyawanya dengan pedang.
Tindakan Abimelekh sangat bertolak belakang dengan ayahnya yaitu Gideon yang sangat menghormati Allah, yang meskipun telah menjadi pemimpin atas Israel tidak mau memerintah sebagai raja. Baginya yang menjadi Raja atas Israel hanya Allah saja, tidak ada yang lain.
Dari cerita ini kita dapat menarik suatu kesimpulan tentang gagalnya Abimelekh sebagai raja. Bukan Allah yang memilih dan mengangkat Abimelekh melainkan dirinya sendiri. Seorang raja tidak mungkin kecuali kalau dipilih dan diangkat oleh Allah sendiri.
Terkadang kitapun sering salah dalam memilih (pasangan, pekerjaan, pemimpin, dll.), padahal untuk menetukan pilihan itu sudah ada standar atau kriteria yang Allah beritahukan lewat FirmanNya, tetapi tetap saja kita mengabaikannya. Tentu saja penyesalan akan menghampiri kita saat salah menentukan pilihan. Lewat kisah Abimelekh ini marilah kita belajar untuk lebih hati-hati dalam mentukan pilihan dan menjadikan FirmanNya sebagai pilihan utama dalam mengambil suatu keputusan. Pilihan manusia bisa saja salah tetapi pilihan Allah tepat. [lm]