Latest News

Showing posts with label Pertobatan. Show all posts
Showing posts with label Pertobatan. Show all posts

Monday, July 17, 2017

Pertobatan Yang Benar dan Pertobatan yang Palsu

Pertobatan Yang Benar dan Pertobatan yang Palsu


Pertobatan adalah langkah awal menuju kepada pintu gerbang Kerajaan Allah, pertobatan diperlukan oleh karena adanya dosa. Baca juga: Dosa Pasif/ Bosa Karena Tidak Berbuat Apa-apa.
Berita Injil (Kabar Baik) yang dibawa oleh Isa al-Masih, yang pertama-tama bukanlah pengampunan dosa dan beriman kepada Injil, tetapi berita pertobatan”Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 4:17).  “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Markus 1:15). Urutannya adalah pertama: bertobatlahdan kemudian barupercayalah atau berimanlah kepada Injil.
Topik pertobatan memegang peranan penting di dalam Kristianiti; sebab itu adalah langkah awal yang menentukan tujuan akhir setiap orang kemana mereka akan sampai setelah Hari Penghakiman Terakhir. Arah “pertobatan yang benar” sajalah yang akan membawa pelakunya kepada “tujuan tempat yang benar.”  Jadi pendalaman Alkitab ini sangat penting untuk dimengerti terlebih dahulu sebelum Anda melangkah menuju sasaran hidup, ini tepat sama seperti perintah PENTING yang tertulis dari setiap pabrik pembuat barang (elektronik, listrik, kendaraan bermotor) yang Anda dan saya beli: “Bacalah baik-baik buku intruksi  pemakaian sebelum Anda mulai mengintallasi dan memakai unit baru Anda!”
Sepasang turis Belanda tiba di Jakarta, tujuan utama mereka melihat Kebun Raya Bogor, untuk

Merak - Jakarta - Bogor
mengenang bulan madu mereka 40 tahun yang lalu. Bermodal sebuah peta, mereka menyewa mobil dan tancap gas langsung ke tempat tujuan. Sekitar dua jam perjalanan, isterinya berkata, “Seingat saya Bogor itu sedikit bergunung-gunung, mengapa kita belum melihat gunung.” Mereka berhenti dan bertanya kepada pedagang buah di pinggir jalan, “Dimana kami berada?” dalam bahasa Indonesia yang cukup dimengerti. “Kota Serang,” pedagang menjawab. Turis bertanya lagi sambil menunjukkan peta kepadanya: “Kami ingin ke Kebun Raya Bogor, arah mana harus kami ambil?” Pedagang buah, tidak bisa baca peta dan buta huruf namun bergengsi tinggi, mencoba melihat peta dan memberi arah jalan, “Terus saja, jangan belok-belok!,” sambil tangannya menunjuk ke arah barat. Satu jam kemudian turis ini sampai ujung jalan, di depan mereka laut. Ternyata mereka telah tiba di Pelabuhan Merak.
Tujuan Pendalaman Alkitab Pertobatan:
  1. Mengerti arti pertobatan menurut firman Allah
  2. Contoh pertobatan yang  salah dan benar di dalam Alkitab
  3. Menemukan posisi arah hidup Anda sendiri.
Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlahbertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! .. (Yehz. 33:11)
1. Pertobatan menurut firman Allah
Di Alkitab Perjanjian Baru kata kerja Inggris ”to repent” (bertobat) umumnya diterjemahkan dari bahasa Yunani metanoein. Kata kerja Yunani metanoein ini memiliki satu arti yang terbatas sepanjang sejarah bahasa Yunani, dari Yunani klasik sampai ke Yunani Pernjanjian Baru. Arti dasarnya adalah selalu sama, ”merubah pikiran seseorang.” Jadi, ”pertobatan” [metanoia] di Perjanjian Baru adalah bukan suatu [perubahan] emosi, tetapi sebuah [perubahan] keputusan.[1]
Jadi, ”pertobatan” [metanoia] di Perjanjian Baru adalah bukan suatu [perubahan] emosi, tetapi sebuah [perubahan] keputusan
Di Perjanjian Lama, kata kerja ”to repent” (bertobat) secara harafiah berarti ”to turn” (berbelok),” atau ”to return” (berbalik),” ”to turn back” (berbalik arah). Ini sejalan secara sempurna dengan arti pertobatan di dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Baru kata tersebut menunjuk kepada keputusan batin, perubahan pikiran batin; Di Perjanjian Lama kata yang sama menunjuk kepada tindakan luar yang adalah mengekpresikan perubahan pikiran batin tersebut.

Bertobat = berbalik arah
Jadi Perjanjian Baru menekankan alamiah dalam dari pertobatan yang benar; Perjanjian Lama menekankan ekpresi luar yang bertindak atas perubahan dalam.
Menaruh keduanya bersama, maka kita membentuk difinisi yang sempurna dari arti pertobatan: Pertobatan adalah sebuah perubahan pikiran bagian dalam yang menghasilkan sebuah pembalikan arah perbuatan; menghadapi dan bergerak ke sebuah arah baruh secara penuh; (berbalik 180 derajat).[2]
Pertobatan adalah sebuah perubahan pikiran bagian dalam yang menghasilkan sebuah pembalikan arah perbuatan; menghadapi dan bergerak ke sebuah arah baruh secara penuh; (berbalik 180 derajat).
2. Contoh Pertobatan di dalam Alkitab
Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. (2Kor. 7:10)
A. Pertobatan Yudas Iskariot –Pertobatan yang salah atau palsu.
Yudas adalah satu dari 12 murid Isa al-Masih, karena cintanya akan uang ia menjual gurunya sendiri.
Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah….” (Mat. 27:3-4).
Dalam terjemahan bahasa Inggris tertulis bahwa Yudas ”repented himself.” Kata Yunaninya bukanlah kata metanoein seperti yang diterangkan di atas. Kata Yunani yang dipakai untuk Yudas  ialah metamelein, yang orang sering salah interpretasikan sebagai pertobatan: remorse, anguish. Remorse adalah sebuah perasaan yang kuat dari bersalah dan menyesali tentang sesuatu yang kita telah lakukan. Anguish: ketidak bahagian yang extreme disebabkan oleh penderitaan fisik atau mental.
Yudas, tidak diragukan, pada saat itu mengalami perasaan bersalah dan ketidak bahagian yang kuat. Bagaimanapun ia tidak merubah pikirannya dan arah hidupnya. Sebaliknya, ayat berikutnya mengatakan bahwa Yudas pergi dan menggantung dirinya sendiri.  Para rasul, 11 murid Isa al-Masih dalam doa mereka tentang Yudas berkata: ”Yudas yang telah jatuh kedalam kesalahan, bahwa ia dapat pergi ke tempatnya sendiri.”(Kisah Rasul 1:25; terjemahan bebas dari KJV)
Yudas tidak merubah arah hidupnya, ia telah pergi terlalu jauh. Ia tidak mau memperhatikan teguran gurunya, sebaliknya ia bertekat dengan keputusannya sendiri yang mana membuat dia tidak mampu untuk kembali kejalan yang benar.
Hal ini juga terjadi pada Esau (saudara kembar dari Yusuf), yang telah menjual hak kesulungannya hanya dengan semangkuk kacang merah hanya untuk mengisi perutnya yang lapar. Alkitab menulis. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata. (Ibrani 12:16-17)
B. Pertobatan Simon Petrus – Pertobatan yang benar
Simon Petrus adalah juga satu dari 12 murid Isa al-Masih, ia juga pernah membuat kesalahan besar sehingga Isa menegur Petrus dengan kalimat yang keras ”Enyahlah Iblis” (Matius 16:23).
Sebelum tentara Romawi menangkap Isa untuk disalibkan, Isa telah memperingati Petrus bahwa imannya akan tergoncang, ia akan menyangkal Isa di depan banyak orang. Petrus menyatakan itu sebagai mustahil, tidak mungkin. (Markus 14:29-31). Simon Petrus menyaksikan secara sembunyi-sembunyi bagaimana Isa diadili dan dianiaya, setelah tiga kali orang lain menghubungkan Simon Petrus dengan gurunya, Isa al-Masih, maka Simon mulai bersumpah palsu: Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!” Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu menangislah ia tersedu-sedu. (Markus 14:71-72). Injil Matius mencatatnya sebagai: Lalu ia pergi keluar dan menangis dengan sedihnya. (Mat. 26:75).
Kesedihan Petrus yang dalam ini dapat dimengerti:
  • Ia sadar bahwa penyangkalan terhadapat gurunya bukan saja telah menghancurkan citra dirinya sendiri sebagai murid yang paling berani di antara murid-murid yang lain, lebih lagi di hadapan masyarakat: sekarang telah banyak orang yang tahu bahwa dia adalah bukan saja penakut lebih dari itu seorang penghianat.
  • Ia sadar dan berpikir bahwa mungkin Isa, gurunya, tidak mau mengampuni dia lagi, sebab ia telah melanggar 10 Perintah TUHAN (Keluaran 20:16), terlebih lagi ia tahu Isa pernah memberi peringatan penting ini: Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 10:33)
Dosa Yudas dan Simon sama beratnya, namun Simon bereaksi lain. Dukacita dan pertobatan Simon Petrus adalah pertobatan yang sesuai dengan ajaran Alkitab Perjanjian Lama dan Baru. Ini dapat dilihat dari apa yang Petrus lakukan setelah tangisanya tersebut:
  1. Ia tetap tinggal dengan komunitas yang benar, ada bersama dengan murid-murid lainnya. (Yohanes 20:2,10)
  2. Di danau Galilea, ketika ia mendengar bahwa Isa ada dipantai, ia langsung memakai bajunya dan terjun ke air untuk menemukan gurunya.
  3. Di darat, ketika Isa bertanya sebanyak tiga kali kepadanya”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Petrus segera menyadari kesalahanya yang ia telah perbuat, kesombongan yang membawa penyangkalan dan sumpah palsu: “… Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku. (Yoh 21:17). Jawaban Petrus ini adalah pertobatan yang benar, bahwa ia di waktu kemudian akan mengasihi Isa al-Masih bukan lagi dengan kekuatan dirinya sendiri tetapi kekuatan dan anugerah Allah.
3. Kearah manakah saat ini Anda pergi, ke arah TUHAN atau semakin jauh membelakangi Dia? Test pengukuran kehidupan:

Dimanakah saya?
  • Apakah Anda memiliki pikiran yang cabul dan lidah yang suka bergosip dan tidak terkendali? [3]
  • Apakah Anda lebih percaya laporan koran dan aturan agama lebih daripada firman TUHAN? [4]
  • Apakah Anda menolak uluran pertolongan dan kasih Isa al-Masih untuk hidup Anda? [5]
  • Apakah Anda lebih mengasihi pelaku kejahatan lebih daripada para pengikut Isa al-Masih? [6]
Jika empat pernyataan di atas adalah gambaran dari pikiran dan perbuatan Anda, maka ketahuilah bahwa Anda sedang menuju kearah hidup yang salah. Jika Anda adalah seorang beragama namun Anda berkata “ya itulah saya” untuk keempat pertanyaan di atas, maka Anda sedang berada di dalam pertobatan yang salah – menghasilkan ibadah yang salah (Ibr. 12:28).
Allah menuntut pertobatan Anda dan mulai percaya kepada Isa al-Masih; baca: Kis. Rasul 20:20-21Yoh. 10:25-28 dan 14:1-7.
Ibadah buatan manusia tidak berfaedah, Allah menuntut umat-Nya hanya dua:
1. Mendengarkan perintah-Nya (1 Sam. 15:22-23Zak. 7:13-14), kemudian
2. Melakukan perintah-Nya tersebut (Mat. 7:24-27).
Jika Anda cinta Allah tetapi siap membunuh umat Allah lainnya, maka sesungguhnya Anda sedang tersesat di dalam hutan agama. (Yoh. 10:10a). Alkitab sangat jelas dalam hal ini, bacalah: Kel. 20:13Mat. 5:21-22 dan Yoh. 16:1.3-4. Anda perlu memiliki dan melakukan pertobatan yang benar, sebelum perjalanan Anda terlalu jauh salahnya. Isa al-Masih berkata: Datanglah kepadaKu!
Allah tidak mencari pelaku agama, tetapi pelaku perintah firman-Nya.
Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mark. 1:14-15)
[1] Dr. Derek Prince, Foundational Truths for Christian Living, Cp. 9. Pg. 77.
[2] Idem. Pg. 77-78

Source : https://pendalamanalkitab4muslim.wordpress.com/