Latest News

Showing posts with label Harapan. Show all posts
Showing posts with label Harapan. Show all posts

Wednesday, June 21, 2017

Belajar Menaruh Harapan

Belajar Menaruh Harapan

img“Mengapa engkau tertekan hai, hai jiwaku?… Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, Penolongku dan Allahku!” (Mazmur 42:6).
Hati pemazmur remuk karena tidak dapat melakukan ziarahnya yang lazim ke Bait Suci. Bahkan dia selalu mendapat ejekan dari musuh-musuh yang tidak memiliki kerinduan kepada Allah, seperti yang dimilikinya. Malapetaka yang besar mendorong sang pemazmur untuk berseru dalam keluh kesahnya, “Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: ‘Dimana Allahmu?’ ” (Maz 42:4). Seluruh syair yang diucapkan oleh pemazmur ini menampilkan kerinduan dan harapan menjadi satu.
Dimana anda menaruh harapan ?
Ada saat dimana hidup tidak berjalan mulus seperti yang kita harapkan. Keadaan ini sering membuat kita mengalami kekecewaan, karena tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Penyebab utamanya adalah salah menaruh harapan. Saat kita menaruh harapan yang terlalu besar terhadap seseorang atau keadaan dan tidak sesuai dengan keinginan kita, serta tidak memberikan sesuatu seperti yang kita harapkan maka kita akan merasa kecewa. Namun disaat seperti itulah kita punya pilihan. Pilihan untuk menyalahkan orang lain, situasi, atau memilih untuk tidak menyalahkan siapa-siapa dan sadar bahwa perubahan hanya akan datang jika kita melakukan sesuatu selain mengeluh dan menyalahkan.
Berharap Kepada Tuhan
Seharusnya kekecewaan menolong kita untuk belajar supaya kita hanya menaruh dan menggantungkan semua harapan kepada Tuhan. Memang menaruh kepercayaan kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat tidak banyak mengubah hal itu. Sejujurnya tak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menjanjikan bahwa kita bebas dari kesulitan karena kita adalah pengikut Kristus. Kenyataannya, beberapa penyakit tidak dapat disembuhkan. Bahkan ada yang diataranya bertambah parah. Namun, seluruh kekurangan dan kelemahan kita hanya bersifat sementara.
Kesadaran bahwa Allah menyediakan kebutuhan kita dapat memberikan senyum dalam hati kita. Pengharapan memberi ketenangan dan memampukan kita hidup dengan kekuatan batiniah.Karena kita tahu bahwa pada suatu saat nanti keadaan kita akan berubah secara dramatis  dari keadaan sekarang. Dasar dari berharap adalah tahu bahwa Allah itu penuh kemurahan dan kesetiaan, tahu bahwa di dalam berharap itulah iman kita menjadi lebih tinggi nilainya daripada sebelumnya, tahu bahwa Dia mendidik kita untuk lebih tahu diri dan tahu bagaimana caranya berdiri di hadapan-Nya.
Harapan di Minggu Adven
Minggu Adven adalah minggu pengharapan. Kita adalah umat Allah yang hidup dari pengharapan. Walaupun kenyataan hidup sulit atau penuh dengan penderitaan, kita tetap berharap kepada Allah. Tidak ada satu kondisipun di dunia ini atau di dalam diri kita yang boleh membuat kita putus asa dan kehilangan harapan. Karena harapan adalah kabar gembira bagi datangnya hari-hari baik. Tuhan Allah hidup dan setia. Dia berjanji akan datang untuk membebaskan dan memulihkan keadaan umat-Nya.
Minggu adven mengajak kita memperbaharui kehidupan kita. Yaitu pengharapan kepada Tuhan yang akan datang segera menolong dan membebaskan kita. Pengharapan itulah yang meneguhkan hati kita di tengah-tengah realitas kehidupan yang penuh dengan kekerasan, persaingan, ambisi, dan egoisme. Pada akhirnya pengharapan itu juga yang akan memberi kita kekuatan dan kegembiraan untuk tetap hidup sebagai manusia, yang taat kepada Allah dan mengasihi sesama.
Dengan merayakan minggu Adven ini marilah kita belajar menaruh harapan dan iman kepada Allah. Lilin Adven merupakan simbol pengharapan kita kepada Tuhan yang tidak pernah padam. [lm]