Latest News

Thursday, December 29, 2011

Yesus adalah Terang Dunia

YESUS ADALAH TERANG DUNIA
Yohanes 8:12
�Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.�

Pendahuluan
            Terang adalah suatu simbol yang sangat kuat untuk kebaikan dan kebenaran, disebut pada awal kitab Kejadian 1:3, Berfimanlah Allah: �Jadilah terang.� Lalu terang itu jadi. Dan pada akhir kitab Wahyu 22:5, Malam pun tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Oleh sebab itu, Mazmur 119:105 mengatakan, �Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.� Sedangkan menurut Yohanes 1:1, Firman itu adalah Allah (theos en ho logos ), yang telah menjadi manusia, yaitu Anak Tunggal Bapa, Yohanes 1:14.

Allah Pencipta terang
            Yeremia 31:35 memberi kesaksian, �Beginilah firman TUHAN, yang memberi matahari untuk menerangin siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, - TUHAN semesta alam nama-Nya.�
            Supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini, Yesaya 45:6-7.
           
Nubuatan
            Dalam Kisah Para Rasul 26:23, Mesias telah dinubuatkan akan memberitakan terang kepada bangsa-bangsa, lebih kurang pada tahun 760 sM (Yesaya 42:6, 49:6). Sedangkan Kejadian 1:3-5, 14-18 adalah terang alamiah, ciptaan lama Allah, yang merupakan gambaran Yesus di Perjanjian Baru, yaitu terang yang sesungguhnya (alethinos, benar, sejati), yang menerangi (photizo, memberi penerangan [di dalam hati]) setiap manusia, Yohanes 1:9.
            Kedatangan Yohanes Pembaptis yang diutus (diutus dengan amanat khusus) oleh Allah sebagai saksi untuk bersaksi tentang terang itu, supaya melalui dia semua orang menjadi percaya. Ia sendiri bukan terang itu, tetapi ia harus bersaksi tentang terang itu, 1:6-8.

Pengakuan Mazmur
             Pasal 36:10 mengaku, �Sebab padaMu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang.�
�Karena Engkaulah yang membuat pelitaku bercahaya; TUHAN, Allahku, menyinari kegelapanku.� 18:29.
Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh, 119:130.
Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, yang berselimutkan terang seperti kain, yang membentangkan langit seperti tenda, 104:1, 2.
Keberadaan ke-Allahan Yesus  
            Yakobus 1:17 mengatakan: �Setiap pemberian (dorema, hadiah, anugerah) yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas (anothen, dari asal mulanya; sudah lama), diturunkan dari Bapa segala terang (pater ton photon, Khalik bintang-bintang); pada-Nya (par�o, yang pada-Nya) tidak ada perubahan atau bayangan (aposkiasma, penggelapan) karena pertukaran (trope, perubahan haluan, pergeseran).� Yaitu penggelapan yang terjadi akibat perubahan tempat (bintang-bintang).
Sedangkan 1 Yohanes 1:5 secara umum menerangkan bahwa, Allah adalah terang, di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Secara khusus Yohanes 12:46 menyebutkan bahwa, Yesus telah datang ke dalam dunia sebagai terang (phos, cahaya), supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak tinggal di dalam kegelapan, atau berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang kehidupan (tes zoes, [yang memberi] kehidupan, yaitu kehidupan), 8:12. Sebagaimana penduduk Galilea yang diam (kathemai, tinggal) dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri (chora, tanah;  penduduk daerah tertentu; daerah di luar kota) yang dinaungi (skia, bayang-bayang) maut, telah terbit (anatello, naik; terbit bersinar, menerbitkan) Terang, Matius 4:16.
            Untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik (epistrepho, membuat orang berbalik; berpaling, kembali, bertobat) dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan (aphesis, pembebasan) dosa dan mendapat bagian (kleros, yang dipercayakan kepada seseorang; undi) dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (agiazo, menguduskan, menganggap kudus, mengkhususkan), Kisah Para Rasul 26:18.
            Dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan (ikanoo, membuat sanggup) kamu untuk mendapat bagian (kleros, undi; warisan) dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam terang (phos, �wilayah� yang ditentukan Allah), Kolose 1:12.
            Galilea dalam bahasa Ibrani galil, yang berarti cincin, bulatan, adalah nama suatu tempat di bagian Palestina Utara, tempat masa kanak-kanak Kristus dan permulaan pekerjaan-Nya dengan penduduk campuran antara orang Yahudi dan bukan Yahudi, yang selalu diremehkan oleh orang-orang Yahudi ortodoks bagian Selatan, (Yesaya 8:23, Matius 4:15, Yohanes 7:52) sebagaimana Nazaret yang juga dipandang rendah. Karena orang menganggap bahwa tidak ada sesuatu yang baik, yang datangnya dari wilayah Yunani-Yahudi, Yohanes 1:46.
            Selama (hotan, apabila, sebelum) Yesus di dalam dunia, Dialah terang dunia, Yohanes 9:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya, 1:5. Pasal 11:9-10 menggambarkan, bagaikan berjalan pada siang hari, kakinya tidak akan terantuk (proskopto, tersandung; menyandung [sesuatu]). Demikianlah orang yang percaya dan hidup dalam Tuhan Yesus, karena dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia, 1:4.
            Dia-lah yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan menuju kepada terang-Nya yang ajaib (thaumastos, aneh; yang mengherankan), I Petrus 2:9.
            I Timotius 6:16 mengatakan, �Dialah satu-satunya (monos, seorang diri; hanya, saja, sendirian) yang tidak takluk kepada maut (athanasia, sifat tidak bisa mati, kekekalan), bersemayam (oikeo, diam, hidup bersama dengan; mendiami) dalam terang yang tak terhampiri. Tidak seorang pun pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa (kratos, kekuatan, kekuasaan; dengan kuat, dengan berhasil) yang kekal! Amin.

Suatu Paradoks
            Yohanes 3:19-21 mengatakan, �Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan (skotos, dosa, kejahatan) daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat (phaulos, buruk, salah, busuk). Sebab siapa saja yang berbuat jahat (prasoo, bertindak; berada dalam keadaan; mengerjakan; kebiasaan melakukan kejahatan), membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak tampak; tetapi siapa saja yang melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.�

Seruan
            Yohanes 12:35-36a menyerukan, berjalanlah selama terang itu ada padamu, supaya kegelapan jangan menguasai (katalambano, mendapat, memperoleh; mendatangi; menyerang; menangkap; memadamkan) kamu. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang.
            Efesus 5:8 mengingatkan, dahulu (pote, perna; setelah sekian lama, apapun/siapapun) kamu adalah kegelapan (ete skotos, yaitu dikuasai oleh permusuhan kepada Allah; bukan sekedar gelap, tetapi kegelapan itu sendiri), tetapi kamu sekarang adalah terang (bukan sekedar terang tetapi terang itu sendiri) di dalam Tuhan (yaitu melalui Kristus dikuasai Allah dan kebenaran-Nya), sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang (tekna photos, [berasal dari bahasa Semit, yaitu orang yang berkaitan dengan terang]), karena kamu adalah terang dunia, tidak mungkin kamu bersembunyi (krupto, menyembunyikan diri), Matius 5:14.
            I Tesalonika 5:5 menegaskan, kita adalah anak-anak terang (uhios photos) dan anak-anak siang (uhios hemeras, dalam bahasa Semit berarti orang yang berhubungan dengan terang dan siang dan ditentukan oleh hal itu), kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan, untuk itu bercahayalah di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sebagai anak-anak Allah yang tidak beraib (amemptos, tidak bercacat, tidak bercela) dan tidak bernoda (akeraios, tak tercampur, tulus, bersih, tidak bercela; sederhana, alamiah [tidak berpolitik], tidak bersalah), tidak bercela (amomos, tak bercacat, tak bernoda) di tengah-tengah orang yang jahat dan sesat ini, Filipi 2:15.
            Dengan demikian, kegelapan sedang lenyap (parago, lewat; pergi) dan terang yang benar (alethinos, sejati) telah bercahaya (phaino, menjadi nampak, kelihatan, dinyatakan), I Yohanes 2:8. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga, Matius 5:16.
            Untuk itu Tuhan Yesus menyerukan dalam Matius 10:27, �Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap (en te skotia, secara tersembunyi), katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan di telingamu, beritakanlah itu dari atas rumah.� Hal ini dilanjutkan dalam Lukas 12:3, supaya kita juga menyerukannya, �Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar (tameion, kamar dalam, kamar pribadi, lumbung, gudang) akan diberitakan dari atas rumah (doma, atap rumah).�
Transfigurasi Kristus
            Ketika Tuhan Yesus membawa ketiga murid-Nya yaitu, Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya ke sebuah gunung yang tinggi, yaitu di Gunung Hermon, maka Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
            Lalu tampaklah kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Tuhan Yesus. Sementara ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari awan itu terdengar suara, �Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.�
            Mendengar itu tersungkurlah ketiga murid-Nya dengan sangat ketakutan. Lalu Yesus datang dan menyentuh mereka sambil berkata, �Berdirilah, jangan takut!� Ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri, Matius 17:1-8.
            Itulah sebabnya dikatakan, �Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu�, Efesus 5:14.  
           
Eskhatologi
            Di sorga nanti kita tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari lagi, sebab Tuhan Allah sendiri yang akan menerangi kita. Wahyu 22:5 mengatakan, Malam pun tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu (luchnos, pelita) dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi (photizo, menyinari; menerangkan, membuka, mewahyukan; memberi penerangan) mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Penutup
            Sebagai penutup, marilah kita renungkan II Korintus 4:6, Sebab Allah yang telah berfirman, �Dari dalam gelap akan terbit terang!�, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya (lampo, memancar; menerangi; membuat bercahaya; harus bercahaya, bercahayalah) di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang (elampsen, yang membuat [terang] bercahaya) dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang tampak pada wajah Kristus.
            Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu, Yesaya 60:1, 2.
            II Petrus 1:19 mengatakan, �Dengan demikian, kami makin diteguhkan (bebaios, kuat, tetap berlaku [tentang surat wasiat], teguh; andal; tegas; berdasar) oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya (kalos, indah; lebih baik) kalau kamu memperhatikannya (prosecho, memegang [sesuatu]) sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur (phrosphoros, bintang pagi) terbit bersinar di dalam hatimu.�
Terus terang, teruslah bersinar, karena sebagai anak-anak terang, kita harus terang terus! Amin.
           

                                                                                                                           Oleh: Wawan Widjanarko

Saturday, December 24, 2011

KELAHIRAN


K E L A H I R A N
Matius 1:18
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus,
sebelum mereka hidup sebagai suami istri.

Pendahuluan
            Kehamilan Maria adalah karena Roh Kudus, Lukas 1:35. Kisah semacam itu adalah suatu midras, yaitu suatu komentar Yahudi awal dari Kitab Suci. Tujuannya adalah untuk menjadikan Kitab Suci itu cocok bagi para pembaca setiap generasi; atau semacam interprestasi dan juga suatu karya pendamaian � yang menjelaskan suatu peristiwa asli menurut pengertian-pengertian zaman kemudian.
            Kehamilan Maria dari Roh Kudus itu midras dari Yesaya 7:14 dalam kitab Septuaginta, yang menubuatkan suatu kelahiran dari seorang perawan dalam bahasa Yunani. Kata Yunani parthenos, dipergunakan untuk menterjemahkan kata almah dalam bahasa Ibrani, yang berarti �perempuan muda, dara, anak perempuan yang belum menikah�.
            Sesudah tahun 100 M, kelahiran dari anak dara Maria, diterima oleh Ignatius, Aristides, Justinus, Irenius, dan yang lainnya.

Awal mula suatu kelahiran 
            Dalam Kejadian 3:16, Firman-Nya kepada perempuan itu: �Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.�
            Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak (teknogonia, persalinan), asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan (agiasmos, keadaan kudus/suci) dengan segala kesederhanaan, I Timotius 2:15. Ternyata melahirkan seorang anak adalah suatu penderitaan, dan penderitaan itu akan membatasi serta melindungi orang yang telah jatuh dari pelanggaran.
            Yohanes 16:21 menyebutkan bahwa seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya (thlipsis, penganiayaan, penindasan, kesusahan), karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.

Kenajisan dalam persalinan
            Apabila seorang perempuan bersalin dan melahirkan seorang anak laki-laki, maka najislah ia selama tujuh hari, Imamat 12:2. Selama tiga puluh tiga hari perempuan itu harus tinggal menantikan pentahiran dari darah nifas (darah yang keluar setelah melahirkan), ia tidak boleh kena sesuatu apa pun yang kudus dan tidak boleh masuk ke tempat kudus, sampai sudah genap hari-hari pentahirannya, (4). Tetapi jika ia melahirkan seorang anak perempuan, maka najislah ia selama dua minggu; selanjutnya enam puluh enam hari lamanya ia harus tinggal menantikan pentahiran dari darah nifas, (5)

Proses kelahiran Ishak
             Proses kelahiran Ishak diawali dengan ketidakpercayaan oleh kedua orang tuanya. �Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?� mungkin begitulah tanya Abraham geli di dalam hati, Kejadian 17:17. Walaupun Abraham sempat berdalih, tetapi Allah tetap berfirman: �Istrimu Sara akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa akan lahir dari padanya, (ay. 6, 16, 19).
            Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid, 18:11. Walaupun begitu, imannya tidak menjadi lemah (astheneo, sakit, tei pistei, dalam iman [tidak menjadi sakit dalam iman]) walaupun ia mengetahui (katanoeo, memperhatikan, memandang) bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup (nekroo, membunuh, telah mati, sudah hampir mati, mematikan; lemah, letih), Roma 4:19.
Adakah sesuatu yang mustahil bagi TUHAN? Pada waktu yang ditentukan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki, Kejadian 18:14. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya, 21:2. Itulah sebabnya, dari satu orang, malahan orang yang sangat lemah (aphenos egennethesan, kai tauta nenekromenou, [banyak] dilahirkan berasal dari satu orang [laki-laki], yaitu dari seorang yang telah mati atau dari seorang yang tidak berdaya lagi), terpancar keturunan besar, seperti bintang (astron, gugusan bintang) di langit dan seperti pasir (ammos, butir pasir) di tepi (cheilos, bibir) laut, yang tidak terhitung banyaknya, Ibrani 11:12.
            Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham : Sara mempunyai anak? Namun aku telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya, Kejadian 21:7. Karena iman, walaupun Sara sendiri mandul, Abraham menurunkan (dunamin eis katabolen sprematos elaben, ia menerima kekuatan untuk mendasari/mendirikan keturunan) anak cucu, padahal usianya (elikia, umur, jalan hidup [yang dibutuhkan bagi hal tertentu]) telah lewat, karena ia menganggap (egeomai, memandang, memimpin sesuatu/seseorang sebagai) Dia, yang memberi janji (epaggellomai, berjanji, menjanjikan) itu setia, Ibrani 11:11.

Proses kelahiran yang didahului dengan nubuatan
            Dalam Alkitab khususnya Perjanjian Lama proses kelahiran seorang anak laki-laki seringkali didahului dengan nubuatan. Misalnya bayi Ishak dan bayi Tuhan Yesus. Dalam Ulangan 18:15 Musa menubuatkan bahwa: Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya, ayt. 18, Kisah Para Rasul 3:22.
 Yesaya 9:5 menambahkan: Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai. Tetapi setelah genap (pleroma, kegenapan, penggenapan, kelengkapan, waktu yang tepat; jumlah yang genap; ukuran yang penuh) waktunya, maka Allah mengutus (exapostello, menyuruh keluar/berangkat/pergi; mengirim) Anak-Nya yang lahir (ginomai, tampil) dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat, Galatia 4:4. Ternyata nubuat dalam Yesaya 7:14 baru digenapi 700 tahun kemudian dalam Matius 1:21-23, Lukas 2:7, dengan lahirnya Yesus Kristus di kota Daud, ayt. 11. Menurut Matius 22:42, Yesus memang Anak Daud, 1:1. Bukankah Kitab Suci mengatakan bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari desa Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal? Yohanes 7:42.
Engkau akan bersukacita dan bergembira (agalliasis, kegembiraan, kesukaan), bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahiran (genesis, kejadian; silsilah)nya itu, Lukas 1:14. Setelah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya, �Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru lahir itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.� Matius 2:1-2.
Bileam bin Beor bernubuat dalam Bilangan 24:17 demikian: Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit (berbaris, berjejak) dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.
Ternyata Bintang dan Tongkat Kerajaan itu adalah nubuatan untuk Kristus yang adalah bintang timur yang gilang gemilang, Wahyu 22:16. Tuhan Yesus berjanji, siapa yang menang  dan melakukan pekerjaan-Nya sampai kesudahannya, kepadanya akan dikaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan kepadanya akan dikaruniakan-Nya bintang timur, Wahyu 2:28.
Bahkan ketika Yesus dewasa, Pilatus bertanya kepada Yesus, �Jadi Engkau adalah raja?� Yesus menjawab, �Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku bersaksi tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku, Yohanes 18:37.
Sampai pada masa yang akan datang pun rasul Yohanes mengatakan dalam Wahyu 12:5 demikian: Ia melahirkan seorang Anak Laki-laki (arsen, jantan), yang akan menggembalakan (poimaino, memerintah) semua bangsa dengan gada (rhabdos he, tongkat lambang raja, tonggak, batang) besi (siderous, terbuat dari besi); tiba-tiba Anaknya itu dirampas (arpazo, membawa dengan paksa, merenggut, mengangkat, menyeret, menculik, merebut; melarikan; menyerang) dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
 Demikian juga dengan kelahiran bayi Yosia. Dalam I Raja-Raja 13:2 disebutkan: Beginilah Firman Tuhan: Bahwasanya seorang anak akan lahir pada keluarga Daud, Yosia namanya; ia akan menyembelih di atasmu imam-imam bukit pengorbanan yang membakar kurban di atasmu, juga tulang-tulang manusia akan dibakar di atasmu. Firman itu digenapi dalam II Raja-Raja 23:15-16, dengan lahirnya Yosia.

Arti sebuah kelahiran
            Betapa pentingnya arti sebuah kelahiran seorang keturunan bagi seorang wanita, sampai Rahel pun meminta dengan sangat kepada Yakub: �Berikanlah kepadaku anak, kalau tidak, aku akan mati,� Kejadian 30:1. Dan raja Firaun pun merayakan hari kelahirannya dengan mengadakan pesta perjamuan untuk semua pegawainya dengan sukacita, Kejadian 20:40, walaupun disisi lain, Ayub yang sudah terlahirkan justru mengutukui hari kelahirannya, Ayub 3:1-16. �Ya, biarlah pada malam itu tidak ada yang melahirkan, dan tidak terdengar suara kegirangan,� (7). Pengkhotbah 3:2 mengatakan ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, tetapi Pengkhotbah 7:1 lebih suka memilih hari kematian, karena rupanya hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran. (pola pikir bagi orang yang senantiasa menghadapi permasalahan hidup yang bertubi-tubi seperti Ayub).
            Tetapi bagi rasul Paulus arti kelahiran adalah suatu kesempatan  untuk memperoleh hak untuk dilindungi sebagai seorang warga di suatu negara (politeia, kewarganegaraan), Kisah Para Rasul 22:28.

Keberdosaan bagi setiap orang yang terlahir dari seorang wanita
            Ayub 25:4 memberikan suatu pernyataan, �Bagaimana mungkin orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?� Masakan manusia bersih, masakan benar yang lahir dari perempuan? 15:14. Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorang pun tidak! 14:4. Demikian juga Amsal 20:9 mempertanyakan, siapakah dapat berkata: �Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir dari pada dosaku?� Sampai pada akhirnya Ayub masih menanyakan pernyataannya, masakan manusia benar di hadapan Allah? Ayub 9:2.
Manusia yang dilahirkan dari perempuan itu singkat umurnya dan penuh kegelisahan, 14:1. Karena sedikit jumlah tahun yang akan datang, 16:22. Mazmur 39:6 menambahkan: Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Untuk itu  Ayub mengaku dalam pasal 10:20, Bukankah hari-hari umurku hanya sedikit? Biarkanlah aku, supaya dapat bergembira sejenak, sebelum aku pergi, dan tidak kembali lagi, ke negeri yang gelap dan kelam pekat, ke negeri yang gelap gulita, tempat yang kelam pekat dan kacau balau, di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan, ayt. 21-22. Ibrani 9:27 mengatakan: Sama seperti manusia ditetapkan (apokeimai, tersimpan, tersedia) untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.
Ayub sangat menyadari bahwa hari-harinya berlalu lebih cepat daripada torak, dan berakhir tanpa harapan (seperti benang yang dipakai habis), 7:6. Bahkan hari-harinya berlalu lebih cepat daripada seorang pelari, lenyap tanpa melihat bahagia, 9:25. Dalam keputusasaannya Ayub merasakan bahwa umurnya telah berlalu, telah gagal rencana-rencananya, cita-citanya, 17:11. Ingatlah apa umur hidup itu, betapa sia-sia Kauciptakan semua anak manusia, Mazmur 89:48.
Mazmur 14:1-3 mengatakan, busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik, tidak ada yang mencari (ekzeteo, mencari dengan sungguh-sungguh) Allah. Mereka semua telah menyeleweng (ekklino, menjauhi; menghindari), semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak, 53:2-4, Roma 3:10-12. Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku, 51:7. Daud dalam Mazmurnya menyimpulkan bahwa di antara yang hidup tidak seorang pun yang benar di hadapan Allah, 143:2.
Pengkhotbah 7:20 pun membenarkan bahwa sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa! Hal ini dipertegas oleh Salomo, I Raja-Raja 8:46, dan ia menambahkan bahwa Allah murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri musuh yang jauh atau yang dekat, II Tawarikh 6:36. (selain Yesus, tipu tidak ada di dalam mulut-Nya)
Dalam Roma 3:23, Paulus menyatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan (hustereo, kekurangan, kehilangan sesuatu, memerlukan, gagal mencapai, kehabisan; rugi; kalah baik dengan atau lebih rendah mutunya) kemuliaan Allah. Dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan melalui dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar (dierchomai, mencapai; melintasi; melalui; mengelilingi; datang; tersiar) kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa, 5:12. Untuk itu Paulus sadar bahwa manusia yang hidup di dalam daging tidak ada sesuatu yang baik. Kehendak baik memang ada, tetapi untuk melakukan apa yang baik, tidak, 7:18.
I Yohanes 1:8 mengatakan jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu (planao, menyesatkan, keliru, salah jalan) diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita, maka kita membuat Dia menjadi pendusta (pseustes, pembohong) dan firman-Nya tidak ada di dalam kita, (10).
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil (egeiro, muncul, bangkit; menjadikan) seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari pada dia, Matius 11:11.
Tuhan Yesus bersaksi bahwa Yohanes Pembaptis jauh lebih besar daripada seorang nabi, ayt. 9. Semua nabi sebelum Yohanes Pembaptis hanya bernubuat bahwa Yesus akan datang, tetapi Yohanes Pemaptis bersaksi bahwa Kristus telah datang. Nabi-nabi mengharapkan Kristus, tetapi Yohanes Pembaptis telah melihat Kristus. Karena itu Yohanes Pembaptis disebut lebih besar daripada semua nabi.
Keadaan seseorang bisa lebih besar atau lebih kecil, tergantung pada hubungannya dengan Kristus, karena Kristus adalah faktor yang menentukan. Makin dekat seseorang dengan Kristus, maka semakin besarlah dia.   

Sebuah kiasan kelahiran yang mengandung kejahatan
            Dosa-dosa dan kesalahan Israel diungkap oleh Yesaya 59:4 demikian, �Tidak ada yang mengajukan pengaduan dengan alasan benar, dan tidak ada yang menghakimi dengan alasan teguh; orang mengandalkan kesia-siaan dan mengucapkan dusta, orang mengandung bencana dan melahirkan kelaliman.
            Mereka menghasilkan bencana dan melahirkan kejahatan, dan tipu daya dikandung hati mereka, Ayub 15:35. Sesungguhnya orang itu hamil dengan kejahatan, ia mengandung kelaliman dan melahirkan dusta, Mazmur 7:15.
            Sebelum menggeliat sakit, ia sudah bersalin, sebelum mengalami sakit beranak, ia sudah melahirkan anak laki-laki. Siapakah yang telah mendengar hal seperti itu, siapakah yang telah melihat hal yang demikian? Masakan suatu negeri diperanakkan dalam satu hari, atau suatu bangsa dilahirkan dalam satu kali? Namun baru saja menggeliat sakit, Sion sudah melahirkan anak-anaknya, Yesaya 66:7-8.

Pentingnya kelahiran kembali
            Menurut Tuhan Yesus dalam Yohanes 3:3, Jika seseorang tidak dilahirkan kembali (anothen, dari atas), ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Maksud dari dilahirkan kembali itu dilahirkan dari atas, yaitu dari Allah yang di surga. Sedangkan �melihat� itu berarti masuk ke dalam, ayt. 5. Kerajaan Allah adalah pemerintahan yang dikerjakan oleh Allah. Ini adalah suatu wilayah ilahi yang dapat dimasuki hanya oleh orang-orang yang sudah mengalami kelahiran baik oleh air maupun oleh Roh.
            Baptisan air merupakan tanda pertobatan (metanoia, perubahan pikiran, hal berpaling [dari dosa]) seseorang dari manusia lama, Matius 3:11, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan (anastrophe, kelakuan, cara hidup) kamu yang dahulu (proteros, yang lampau, sebelumnya, dahulu kala; yang pertama kali, pada mulanya), harus menanggalkan (apotithemi, membuang, memenjarakan) manusia lama (palaios, tua), yang menemui kebinasaannya (phtheiro, merusakkan, binasa, menghancurkan; menyesatkan, memperkosa) oleh nafsu (epithumia, keinginan, hasrat, kerinduan)nya yang menyesatkan (apate, tipu daya, godaan, hawa nafsu), supaya kamu dibarui (ananeoo, membarui [secara terus menerus]) di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan (enduo, memakai) manusia baru (baru dalam hal sifat, mutu, bentuk), yang telah diciptakan menurut kehendak Allah (kata theon, menurut gambar Allah, Kolose 3:10) di dalam kebenaran dan kekudusan (hosiotes, kesalehan) yang sesungguhnya, Efesus 4:22-24.
 Atau tidak tahu (agnoeo, tidak kenal)kah kamu bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian, kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia melalui baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu (sumphutes, yang bertumbuh menjadi satu, tergabung, yang menyatu) dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya, Roma 6:3-5.
 Sedangkan Roh mematikan (thanatoo, membunuh; menghukum mati) perbuatan-perbuatan (praxis, tindakan, praktek; fungsi [anggota tubuh]; perbuatan gaib) manusia lama kita, Roma 8:13, yaitu segala sesuatu yang duniawi (ta mele ta epi tes ges, hal-hal dalam watak yang bersifat duniawi) seperti percabulan (porneia, ketuna-susilaan, perzinahan, pelacuran), kenajisan (akatharsia, kotoran, kecemaran; maksud yang tidak murni), hawa nafsu, nafsu jahat (epithumia, keinginan; nafsu; hasrat) dan juga keserakahan (pleonexia, ketamakan), yang sama dengan penyembahan berhala, Kolose 3:5. Tetapi sekarang, buanglah (apotithemai, melepaskan, menanggalkan, memenjarakan) semuanya ini, yaitu marah (thumos, murka, hawa nafsu), geram, kejahatan (kakia, kesusahan), fitnah (blasphemia, hujat) dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai (pseudomai, bohong; hidup dalam kepalsuan), karena kamu telah menanggalkan (apekduomai, melucuti) manusia lama (palaios, tua) serta kelakuan (praxis, perbuatan, tindakan, praktek; fungsi [anggota tubuh]; perbuatan gaib)nya, dan telah mengenakan manusia baru (neos, baru dalam hal waktu) yang terus menerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan (epignosis, kesadaran, pengertian; pengakuan) yang benar menurut gambar (eikon, onos, gambaran; bentuk; rupa) Penciptanya, Kolose 3:8-10.
 Hal ini adalah semacam pengaturan kembali, pembuatan kembali, atau pembentukan kembali. Jadi, permandian kelahiran kembali dan pembaruan Roh Kudus bekerja di dalam diri kita secara terus menerus seumur hidup sampai selesainya ciptaan baru.
Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih (spora, asal usul) yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, melalui firman Allah, yang hidup dan yang kekal, I Petrus 1:23. Untuk itu kita perlu mengucapkan syukur kepada Allah.
            Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat (eleos, belas kasihan)-Nya yang besar telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada hidup yang penuh harapan, I Petrus 1:3. Jadi kelahiran kembali itu hanya oleh karena kemurahan Allah semata.
            Titus 3:4-6 mengatakan: Tetapi ketika nyata kemurahan (chrestotes, kebaikan hati, belas kasihan; apa yang benar) Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia (philanthropia, kebaikan hati, keramah-tamahan), pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya melalui permandian kelahiran kembali (paliggenesia, kelahiran baru; dunia baru, zaman baru) dan melalui pembaruan yang dikerjakan (ekcheo, mencurahkan, menumpahkan; menceburkan diri, menyerahkan diri) oleh Roh Kudus yang sudah dilimpahkan (plousios, secara kekayaan, kemampuan)-Nya kepada kita melalui Yesus Kristus, Juruselamat kita.
            Untuk itu kita tidak perlu heran kalau Tuhan Yesus berkata: Kamu harus dilahirkan kembali, Yohanes 3:7.

Proteksi bagi orang yang lahir dari Allah menurut I Yohanes
            Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak dapat terus menerus berbuat dosa; sebab benih ilahi (sperma autou, benih-Nya [Firman/Roh-Nya]) tetap ada di dalam dia, 3:9, karena Allah selalu melindunginya, sehingga si jahat (ho poneros, iblis, buruk, penuh dosa; kejahatan; bersalah [perasaan hati nurani]; tidak sehat; busuk; nyeri; berbahaya; iri hati, cemburu) tidak dapat menyentuh (apto, menyalahkan; menjamah; melukai untuk merugikan)nya, 5:18. Melindungi berarti menjaga dengan waspada dan siaga terhadap dosa agar iblis tidak dapat mencengkeram, menangkap dengan maksud melukai dan melaksanakan maksud jahatnya.

Dampak bagi orang yang telah lahir baru dari Allah menurut I Yohanes
Pasti melakukan kebenaran, 2:29. Melakukan kebenaran (kebenaran yang terbukti, kesungguhan, kesejatian, ketulusan) itu tidak hidup di dalam kegelapan (skotos, dosa, kejahatan), tetapi selalu memiliki persekutuan yang hidup (peripateo, berjalan, pergi, mondar mandir; berperilaku) dengan Dia, 1:6. Siapa yang melakukan kebenaran adalah benar (suci, tanpa noda dosa sedikitpun, tanpa kedurhakaan dan ketidakbenaran), sama seperti Kristus adalah benar, 3:7. Jadi melakukan kebenaran itu juga berarti melakukan semua yang benar (aletes, sungguh-sungguh), semua yang mulia (semnos, sungguh-sungguh; luhur, berwatak baik, terhormat), semua yang adil (dikaios, tulus; benar; tidak bersalah; pantas), semua yang suci (agnos, murni), semua yang manis (prosphiles, ramah, menyenangkan, indah), semua yang sedap didengar (euphemos, yang patut dipuji), semua yang disebut kebajikan (arete, tindakan yang menyelamatkan; kuasa [Allah]) dan patut dipuji (epainos, pujian; hormat), pikirkanlah (logizomai, perhitungkanlah, simpanlah; pandanglah) semuanya itu, Filipi 4:8
Semakin mengasihi (agapao, menyatakan kasih kepada) Allah dan semakin mengenal Allah, 4:7. Aku telah memberitahukan (gnorizo, memberitakan; mengetahui) nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka, Yohanes 17:26. Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar (alethinos, sungguh-sungguh; sejati), dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus, Yohanes 17:3, 25. Karena semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal (ginosko, mengetahui; mengerti) Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan (boulomai, berkehendak; ingin) menyatakannya, Matius 11:27.
Pasti percaya bahwa Yesus adalah Kristus, 5:1, Matius 1:16, Yohanes 1:41, 4:25, 29, . Siapa yang menyangkal (arneomai, meniadakan; menolak) bahwa Yesus adalah Mesias (Kristus, Yang diurapi oleh Allah, Lukas 2:26, 4:18, Yesaya 61:1, Kisah Para Rasul 4:27, 10:38, Ibrani 1:9, Mazmur 45:8 [suatu sebutan menurut jabatan dan misi-Nya]) ialah pendusta, dialah antikristus itu, karena ia juga telah menyangkal baik Bapa maupun Anak, 2:22, 4:2-3. Dan apabila kita mengakui bahwa Yesus adalah Kristus berarti kita mengakui bahwa Dia adalah Anak Allah, Matius 16:16, Kisah Para Rasul 9:20, I Yohanes 4:15, 5:5, Yohanes 20:31, sehingga ia beroleh hidup dalam nama-Nya. Jadi (asphalos, dengan sungguh-sungguh; secara/dengan pasti), seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus, Kisah Para Rasul 2:36. Lebih baik orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan. Celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan, Matius 26:24, Markus 14:21.
Pasti imannya dapat mengalahkan (nikao, menang atas) dunia (kosmos, isi dunia; perhiasan; alam semesta), 5:4. Walau di dalam dunia ini kita masih menderita penganiayaan, tetapi hati kita tetap dikuatkan (tharseo, kuatkanlah hatimu, teguhkanlah hatimu), Yohanes 16:33. Roma 8:37 mengatakan: Tetapi dalam semuanya itu (en toutois pasin, di dalam semua keadaan ini) kita lebih daripada orang-orang yang menang (hupernikao, menang secara penuh/secara luar biasa, menang total), melalui Dia yang telah mengasihi kita. Kita menjadi pemenang karena telah mengalahkan nabi-nabi palsu; sebab Roh yang ada di dalam kita lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia, I Yohanes 4:4. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dia yang percaya bahwa Yesuslah Anak Allah? 5:5. Rasul Yohanes menuliskan hal ini khususnya kepada orang-orang muda, karena mereka telah mengalahkan yang jahat, 2:13, oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian (marturia, penyaksian; nama baik) mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka walau harus menghadapi maut, Wahyu 12:11.
           
             









ALLAH ADALAH KASIH


ALLAH ADALAH KASIH
I Yohanes 4:8
�Barangsiapa yang tidak mengasihi, ia tidak mengasihi Allah,
sebab Allah adalah kasih.�

Pendahuluan
            Kasih adalah pokok utama dalam tulisan Yohanes. �Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.� II Yohanes 1:6.
            Menurut I Korintus 13:4-7, kasih itu sabar (dalam bahasa Yunani makrothumeo, bersabar); kasih itu murah hati (dalam bahasa Yunani chresteuomai, maksudnya [bersikap] baik hati); ia tidak cemburu (dalam pengertian zeloo, berusaha dengan giat; tidak [bersikap menjadi] iri hati; tidak selalu menginginkan sesuatu). Ia tidak memegahkan diri (dalam pengertian perpereuomai, membual, berperilaku angkuh) dan tidak sombong (atau phusioo, menggembungkan diri, menyombongkan diri, membuat orang congkak, angkuh). Ia tidak melakukan yang tidak sopan (atau aschemoneo, berkelakuan tidak pantas, berkelakuan tidak wajar) dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah (atau paroxuno, membangkitkan amarah; [dirangsang] menjadi marah) dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, (atau logizomai, menghitung, memasukkan dalam perhitungan, memperhitungkan; memandang; berpikir; menyangka) kesalahan terhadap orang lain. Ia tidak bersukacita (atau sugchairo, bersukaria bersama dengan; mengucapkan selamat) karena ketidakadilan (atau adikia, ketidakbenaran, kefasikan, kejahatan), tetapi karena kebenaran (atau sugchairei te aletheia, ia bersukacita bersama [orang lain] atas kebenaran, atau ia bersukacita bersama kebenaran, atau ia bersukacita atas kebenaran). Ia menutupi (dalam pengertian stego, menanggung derita, menahan; merahasiakan) segala sesuatu (dalam bahasa Yunaninya panta, artinya secara menyeluruh, senantiasa), percaya (dalam arti elpizo, mengharapkan [percaya dan mengharapkan yang berhubungan dengan Allah dan Yesus Kristus]) segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar (hupomeno, menahan, bertahan, berdiri teguh; mengalami; tinggal) menanggung segala sesuatu.� (jadi bukan sekedar makrothumeo, bersabar).
            Kata kasih �menutupi� segala sesuatu, dalam bahasa Yunani artinya sama dengan menanggung. Kata ini tidak hanya berarti mewadahi, menampung [seperti sebuah bejana], tersembunyi dan menutupi [seperti atap] kesalahan-kesalahan orang lain, tetapi juga menudungi dan melindungi dengan menutup [seperti atap].
            Sedangkan menurut Roma 12:9-10 mengatakan, �Hendaklah kasih itu jangan pura-pura (berarti harus anupokritos, tulus ikhlas)! Jauhilah (dalam arti apostugeo, menjauhi karena membenci) yang jahat dan lakukanlah (seruan untuk kollao, melekat pada, memegang) yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara (dalam bahasa Yunani disebutkan te philadelphia eis allelous philostorgoi, hendaklah kamu penuh kasih satu sama lain dengan kasih persaudaraan) dan saling mendahului (atau proegeomai, mengungguli, memimpin) dalam memberi hormat (dalam bahasa Yunani dikatakan te time allelous proegoumenoi, mengenai hormat, hendaklah seorang menghargai orang lain lebih [dari dirinya sendiri]).

Perintah Tuhan Yesus, saling mengasihi.
            Di dalam Yohanes 13:34, 15:12, I Yohanes 3:23, Tuhan Yesus memberikan perintah kepada kita demi nama-Nya, yaitu supaya kita saling mengasihi; sama seperti Yesus yang telah mengasihi kita, demikian pula kita hendaknya harus saling mengasihi. 
           
Alasan kita menuruti perintah Tuhan Yesus.
            Karena Tuhan Yesus sendiri juga telah memberikan teladan kepada kita, yaitu menuruti perintah Bapa-Nya, dengan tetap tinggal di dalam kasih Bapa (Yohanes 15:10). Maka kita pun wajib mengikuti teladan Yesus dengan menuruti perintah Hukum Kasih yang terdapat dalam Ulangan 6:5, Matius 22:37-39, Markus 12:30-31, Lukas 10:27, yaitu dengan mengasihi Tuhan, Allah dan sesama manusia, sebagai tanda bahwa kita telah mengenal Allah (I Yohanes 2:3).
            Dengan demikian, maka kita pun akan dikasihi Bapa dan Tuhan Yesus (Yohanes 14:21), serta Tritunggal Yang Esa itu pun akan datang kepada kita dan diam bersama-sama dengan kita (Yohanes 14:23).
            Alasan terakhir mengapa kita harus menuruti perintah Tuhan Yesus ialah karena hal itu adalah perbuatan baik yang wajib kita lakukan (Yakobus 2:8).
            Dalam bahasa Yunani, kata �menuruti�, teleo itu berarti melaksanakan, menyelesaikan, menggenapi, melengkapi, mengakhiri, memenuhi, mencapai, selesai, mentaati, mematuhi (hukum) yang diberikan oleh Tuhan Yesus, karena hal itu adalah kalos poieite, kamu berbuat baik.

Alasan kita saling mengasihi.
            Alasan utama mengapa kita harus saling mengasihi ialah, karena Allah sendiri adalah kasih (I Yohanes 4:16) dan Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita sehingga kita pun perlu (atau lebih tepatnya opheilo, harus, patut) meresponinya dengan baik (I Yohanes 4:10-11). Sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah yang sebenarnya (I Yohanes 4:7).
            Alasan berikutnya, ialah karena berita (atau aggelia, pesan) saling mengasihi itu sebagai suatu hukum atau ketetapan dari Allah yang mengikat sejak dari mulanya (atau aparches, sulung [istilah Yahudi untuk bagian yang pertama yang dikhususkan bagi Allah sebelum sisanya dapat digunakan]), I Yohanes 3:11. Sebab seluruh hukum Taurat (atau ho pas nomos, [tekanan pada keseluruhannya sebagai kesatuan) tercakup dalam satu firman ini, yaitu: �Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!� (Galatia 5:14, Roma 13:8).
            Sebab jika kita saling mengasihi, maka dosa kita yang banyak (atau plethos,  jumlah yang sangat besar) itu akan ditutupi (atau kalupto, menutupi, menimbuni), I Petrus 4:8. Dan jikalau kita mengasihi dunia (dalam pengertian kosmos, alam semesta; isi dunia; perhiasan [sebagai musuh Allah]), maka kasih kita kepada Bapa tidak ada (1 Yohanes 2:15).

Siapakah yang harus kita kasihi?
            Menurut Yohanes 15:17, yang harus kita kasihi itu ialah semua orang, tetapi menurut II Petrus 1:7, yang terutama ialah kasih kepada saudara-saudara seiman terlebih dahulu, kemudian baru kasih kepada semua orang.
            Mengasihi itu juga termasuk kasih kepada musuh dan berdoa untuk orang yang menganiaya kita (Matius 5:44), berbuat baik kepada orang yang membenci (atau echthros, musuh, yang dibenci) kita, memberkati orang yang mengutuki kita, mendoakan orang yang mencaci (atau epereazo, memfitnah, menyiksa) kita (Lukas 6:27, 28), dan meminjamkan dengan tidak mengharapkan (dengan apelpizo, putus asa) balasan (atau misthos, ganjaran, upah), Lukas 6:35. �Jikalau seterumu (atau echthros, musuh) lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!� Roma 12:20, Amsal 25:21. Janganlah dibunuh, tetapi hidangkanlah makanan dan minuman di depan lawanmu, II Raja-Raja 6:22.
            �Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.� Imamat 19:17-18.
            Menurut I Petrus 2:17, �Hormatilah (atau dengan kata lain timao, mengakui kedudukan [dan karena itu memberi bantuan uang]) semua orang, kasihilah saudara-saudaramu (adelphotes, persaudaraan [dalam iman, saudara-saudara seiman]), takutlah akan Allah, hormatilah raja!� Jadi pemerintah pun bukan hanya kita hormati, tetapi harus juga kita kasihi.

Bukti kalau kita mengasihi Allah.
            Salah satu bukti kalau kita mengasihi Allah ialah jika kita menurut perintah Tuhan Yesus, Yohanes 14:15, yang tidak berat (atau barus, keras, penting, ganas) itu, I Yohanes 5:3. Yaitu dengan perbuatan dan dalam kebenaran, I Yohanes 3:18. Misalnya saling melayani dalam hal wajib (atau opheilo, berhutang, bersalah terhadap seseorang) saling membasuh kaki seperti yang telah diteladankan (atau hupodeigma, dicontohkan, pola; salinan, tiruan, digambarankan) oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 13:14, 15. Dengan begitu, berarti kita telah mengasihi saudara seiman, I Yohanes 4:20-21.
            Mengapakah kita harus mengasihi saudara seiman? Pertama, agar kita tetap tinggal di dalam terang, I Yohanes 2:10. Kedua, dengan demikian, kita telah berpindah (atau metabaino, pergi [dari satu tempat atau keadaan kepada tempat/keadaan lain yang jauh lebih baik) dari dalam maut ke dalam hidup, I Yohanes 3:14. Dan yang ketiga, kalau tidak demikian (phaneros, tampak, kentara, nyata, secara terbuka, di depan umum; dengan jelas), maka kita bukanlah berasal dari Allah, I Yohanes 3:10.
            Lalu bagaimanakah cara kita mengasihi saudara seiman (atau philadelphos, mencintai sesama orang Kristen atau sesama manusia)? Yaitu dengan cara seia sekata (atau omophron, sependapat), seperasaan (atau sumpathes, sehati), menyayanginya (atau eusplagchnos, baik hati, murah hati) dan penuh kerendahan hati, I Petrus 3:8.

Penutup
            Sebagai penutup marilah kita renungkan ayat-ayat berikut ini:
            �Karena kamu telah menyucikan (atau agnizo, mentahirkan) dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas (atau katharos, murni, halal, tahir, bersih), hendaklah kamu bersungguh-sungguh (atau ektenos, dengan bertekun) saling mengasihi dengan segenap hatimu.� I Petrus 1:22. dan �Peliharalah kasih persaudaraan! (he philadelphia meneto, kasih persaudaraan harus terus tinggal, atau peliharalah terus kasih persaudaraan)� Ibrani 13:1. Amin!


Oleh: Wawan Widjanarko