Latest News

Thursday, December 29, 2011

Kemerdekaan

K E M E R D E K A A N
II Korintus 3:17
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Tuhan, di situ ada kemerdekaan.

Pendahuluan
            Menurut Alkitab, kata merdeka berarti pembebasan dari status perbudakan. Dalam Keluaran 21:2 dan Ulangan 15:12, seorang budak Ibrani hanya bekerja selama enam tahun saja. Pada tahun yang ke tujuh ia diijinkan keluar sebagai seorang merdeka dengan tidak membayar tebusan apapun.
            Bangsa Israel mendapatkan kebebasannya dari perbudakan di Mesir, di bawah kepemimpinan Musa, namun jika mereka meninggalkan kesetiaannya terhadap perjanjian, maka Allah akan menggembalikan mereka kepada perbudakan, Ulangan 28:47-48. .
            Orang Yahudi kehilangan kemerdekaan politiknya sejak 586 sM, pada waktu orang Babel menaklukkannya. Mereka mendapatkan kemerdekaannya kembali pada masa Makabe, lalu kehilangan lagi sampai lahirnya negara Israel modern pada tahun 1948. Bagi sebagian orang, pengharapan akan kerajaan Mesianik adalah pengharapan akan kemerdekaan secara politik. Sewaktu-waktu secara individual mereka dibebaskan dari perbudakan, seperti pada tahun Yobel, Imamat 25:8-17.

Latar belakang sebuah kemerdekaan
            Pandangan Alkitab tentang kemerdekaan atau kebebasan (dari jajahan orang lain), dilatar belakangi pemikiran tentang penahanan dalam penjara atau perbudakan. Para penguasa memenjarakan orang yang dipandang bersalah, Kejadian 39:20; suatu bangsa yang kalah akan diperbudak oleh bangsa yang mengalahkannya, atau tawanan perang oleh penakluknya, seperti yang dikatakan dalam II Petrus 2:19, �karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.� atau juga karena secara pribadi seperti Yusuf, dan dijual sebagai budak.

Perbedaan antara seorang hamba dan orang merdeka
            Dalam Galatia 4:22, dikisahkan bahwa Abraham mempunyai dua orang anak. Seorang dari perempuan yang menjadi hambanya, dan seorang dari perempuan yang merdeka. Anak hamba perempuan tidak akan mendapat ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka, (30). Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka, (31) yang mempunyai hak waris dari Allah Bapa kita. Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dialah ibu kita, (26).

Arti kemerdekaan
            Kemerdekaan berarti kebahagiaan berdasarkan pembebasan dari perbudakan, memasuki kehidupan baru dalam sukacita dan kepuasan yanag tidak mungkin diperoleh sebelumnya. Misalnya dalam Yeremia 34:8-9, Raja Zedekia mengikat perjanjian dengan penduduk Yerusalem untuk memaklumkan pembebasan, sehingga setiap budak Ibrani dilepaskan sebagai orang merdeka, sehingga tidak ada lagi yang memperbudak seorang Yehuda, saudaranya.
            Menurut Yohanes 8:32, apabila kita mengetahui kebenaran, maka kebenaran itu akan memerdekakan kita. Menurut 14:6, Yesuslah kebenaran itu. Jadi, apabila Yesus memerdekakan kita, maka kita pun benar-benar (ontos, betul-betul) merdeka, 8:36. Karena itu, berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan (douleia, perbudakan), Galatia 5:1.
            Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan (aphorme, titik tolak; alasan) untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah (douleuo, melayani, memperhambakan diri kepada; mengabdi kepada) seorang akan yang lain oleh kasih, (13). Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang merdeka, milik Tuhan. demikian pula orang merdeka yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya, I Korintus 7:22.
            Petrus pun mengingatkan agar kita hidup sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatannya, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah, I Petrus 2:16.
            Paulus pun mengingatkan agar kita yang telah dimerdekakan dari dosa agar menjadi hamba kebenaran, Roma 6:18, karena kita akan beroleh buah yang membawa kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal, (22). Sebab Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kita dalam Kristus dari hukuman dosa dan hukum maut, 8:2
            Yesaya 58:6-7 mengatakan, �Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkaumemberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
            Itulah hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan bertekunlah di dalamnya (parameno, tinggal tetap), jadi bukan hanya mendengar lalu melupakannya (akrates epilesmones genomenos, dengan menjadi pendengar yang pelupa), tetapi sungguh-sungguh melakukannya (poietes ergou, pelaku pekerjaan [yang dikehendaki Allah]; pelaku yang sungguh-sungguh), ia akan berbahagia oleh perbuatannya, Yakobus 1:25.

Penutup
            Sebagai penutup, marilah kita renungkan Yakobus 2:12, �Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihukum (mellontes krinesthai, seperti orang-orang yang akan dihakimi) oleh hukum yang memerdekakan orang.� Amin!

                                                                                                                          Oleh: Wawan Widjanarko

Kesabaran

K E S A B A R A N
I Timotius 6:11
Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan

Pendahuluan
            Dalam bahasa Indonesia, kesabaran bisa berarti ketenangan hati dalam menghadapi cobaan, atau sifat tenang (sabar). Dalam hal ini, menahan penderitaan dan penganiayaan. Kesabaran dalam bahasa Yunani hupomone, juga bisa mengandung arti ketahanan, ketekunan, ketabahan; penantian.

Kesabaran adalah sifat Allah
            Paulus mengajarkan agar kita mengejar kesabaran selain keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih dan kelembutan karena kesabaran adalah salah satu sifat dari Allah. Sehingga sebagai manusia Allah, kita pun wajib mengejar kesemuanya itu.
            Dalam Keluaran 34:6, Bilangan 14:18, Nehemia 9:17, Mazmur 86:15, 103:8, 145:8, Yoel 2:13, Yunus 4:2, Nahum 1:3, dikatakan bahwa TUHAN itu berpanjang sabar, sudi mengampuni, menyesal karena hukuman-Nya atau malapetaka yang hendak didatangkan-Nya, penyayang dan pengasih, dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah.
            Apakah TUHAN itu kurang sabar? Mikha 2:7. Dalam I Petrus 3:20 dikatakan bahwa Allah tetap menanti dengan sabar (makrothumia, kesabaran, kelapangan hati, ketekunan, ketahanan) pada jaman Nuh untuk menunggu orang bertobat, walau ternyata hanya delapan orang. Sampai saat ini pun Ia sabar (makrothumeo, bersabar) terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat (metanoia, perubahan pikiran, hal berpaling [dari dosa]), II Petrus 3:9
            Maukah engkau menganggap sepi kekayaan (ploutos, harta, kelimpahan) kemurahan-Nya (aplotetos, kemurahan hati yang besar sekali; ketulusan yang ikhlas; kesetiaan dengan segenap hati; chrestotes, kebaikan hati, hal yang baik, kemurahan, belas kasihan; apa yang benar), kesabaran-Nya (anoche, penangguhan/penundaan [hukuman Allah], kelapangan dada) dan kelapangan hati-Nya (makrothumia)? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Roma 2:4. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, II Petrus 3:15.
            Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya dengan mengasihani orang yang paling berdosa seperti Paulus, agar mendapat hidup yang kekal, I Timotius 1:16. Apakah dosa-dosa yang telah diperbuat oleh Paulus? Menurut pengakuannya dalam ayat 13, Paulus tadinya seorang penghujat (blasphemos, pemfitnah) dan seorang penganiaya dan seorang ganas (hubristes, penghina, pelaku kekerasan, orang yang biadab), semuanya itu dilakukannya tanpa pengetahuannya yaitu di luar iman. Tetapi setelah bertobat, ia dikasihani-Nya, malah kasih karunia Tuhan itu telah dikaruniakan dengan limpah  (huperepleonasen, melimpah-limpah, menyatakan diri dengan berlimpah) kepadanya dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (14). Perkataan ini benar (pistos, yang dapat dipercayai) dan patut diterima sepenuhnya: �Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,� dan di antara mereka Pauluslah yang paling berdosa, (15). Hal itu terjadi karena Yesus telah membiarkan dosa-dosanya dahulu pada masa kesabaran-Nya, Roma 3:25.   
           
Keadaan orang yang sabar menurut Amsal
            Orang yang sabar itu besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan, 14:29.
            Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan, 15:18.
            Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota, 16:32.

Sikap kesabaran dalam kehidupan sehari-hari
              Dalam Efesus 4:2 antara lain dikatakan, �Hendaklah kamu selalu sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Sikap sabar itu termasuk sabar dalam menanggung segala sesuatu, karena sabar adalah bagian dari kasih, I Korintus 13:4, 7 dan buah-buah Roh, Galatia 5:22.
            Yang termasuk tekun dan sabar dalam menanggung segala sesuatu, Kolose 1:11, itu antara lain: sabar dalam kesesakan, Roma 12:12, sabar dalam penderitaan (kakopatheo, sabar menderita, menderita dengan sabar), karena nama Yesus, II Timotius 4:5, Wahyu 2:3, sabar bila dianiaya, I Korintus 4:12, sabar jika ada orang yang memberitakan Yesus, roh, Injil lain, II Korintus 11:4, menghadapi orang-orang jahat, rasul palsu dan pendusta, Wahyu 2:2. Jangan emosi, tetapi tegorlah dan nasehatilah mereka dengan segala kesabaran dan pengajaran (en pasei makrothumia kai didachei, dengan pengajaran yang penuh kesabaran, atau dengan segala usaha dalam kesabaran dan pengajaran), II Korintus 12:12, II Timotius 4:2.
            Demikian juga kita harus sabar terhadap semua orang, I Tesalonika 5:14. Sabar terhadap semua orang itu berarti sikap kesabaran seorang terhadap yang lain, dan mengampuni (charizomai, memberi, mengaruniakan; memperlakukan dengan murah hati; menyerahkan, melepaskan [seorang tahanan]; menghapus piutang; dikembalikan) seorang akan yang lain apabila ia menaruh dendam, sama seperti Tuhan yang telah mengampuni kamu, perbuat jugalah demikian, Kolose 3:13.
            Sabarlah jika ada orang yang menghambakan (katadoulou, memperbudak, mengambil keuntungan dari) kamu, menghisap (katesthio, makan, menelan, merampas, memeras hingga habis; kiasan menghisap [sebab menerima banyak pendapatan dari jemaat]) kamu, menguasai (lambano, menangkap, mengambil, memungut [bea, pajak], menjerat dengan tipu daya) kamu, berlaku angkuh (epairo, menyombongkan diri, menadahkan tangan; melawan, menetang) terhadap kamu dan menampar (dero, memukul) kamu, II Korintus 11:20. Karena kita ini seorang hamba Tuhan, maka tidak boleh bertengkar (machomai, berbantah; berkelahi), tetapi harus ramah (epios, lemah lembut) dan sabar terhadap semua orang (anexikakos, sabar menahan kejahatan [yang ia alami]), II Timotius 2:24

Contoh tokoh di Alkitab
            Paulus adalah seorang pelayan Allah yang telah menunjukkan sikap menahan dengan penuh kesabaran (hupomone, ketahanan, ketekunan, ketabahan; penantian) dalam penderitaan (anagke, kesusahan, karena/dengan paksaan, dengan sendirinya, kewajiban, keharusan/seharusnya), kesesakan (stenochoria, kesempitan, kesulitan), dan kesukaran, dalam menanggung dera (plege, pukulan, hajaran, malapetaka, kemalangan [kiriman Allah]), dalam penjara dan kerusuhan (akatastasia, kekacauan), dalam berjerih payah (kopos, usaha, kesusahan), dalam berjaga-jaga (agrupnia, susah tidur, keadaan tidak tidur) dan berpuasa (nesteia, kelaparan; waktu puasa); dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati (chrestotes, kebaikan hati, belas kasihan; apa yang benar); dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik (anupokritos, tidak pura-pura; tulus ikhlas); dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata (hoplon, alat [kiasan]) keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela ketika dihormati (doxa, kemuliaan, kemegahan, cahaya) dan ketika dihina (atimia, hal yang memalukan), ketika diumpat (dusphemia, fitnahan) atau ketika dipuji (euphemia, nama baik); ketika dianggap sebagai penipu (planos, yang menyesatkan, penyesat, penuh kebohongan, pembohong), namun dipercayai (alethes, benar, jujur, sungguh-sungguh), sebagai orang yang tidak dikenal (agnoeo, tidak tahu; planoi; hos agnooumevoi, sebagai orang yang dinilai secara salah), namun terkenal (epiginosko, mengenal [dengan baik], menilai secara baik; mengetahui; memahami); sebagai orang yang nyaris mati, namun masih hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita (lupeo, menyedihkan, bersedih), namun senantiasa bersukacita (chairo, bersukaria, bergirang hati); sebagai orang miskin (ptochos, melarat, tergantung bantuan orang lain, menyedihkan, rendah), namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun memiliki segala sesuatu, II Korintus 6:4-10. 
            Contoh berikutnya adalah Abraham. Karena Abraham menanti dengan sabar, maka ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya (epaggelia, janji; persetujuan, keputusan. Kleronomeo, ahli waris, mewarisi; mendapat bagian, mendapat sebagai milik; mereka yang mendapat/telah mendapat bagian), Ibrani 6:15, 12.

Tiga alasan kita hidup dalam kesabaran
            Pertama, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar, Pengkhotbah 10:4. Kedua, karena panjang sabar lebih baik daripada tinggi hati, 7:8. Dan alasan ketiga, dengan melibatkan akal budi, membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran, Amsal 19:11.

Penutup
            Sebagai penutup, marilah kita renungkan himbauan beberapa ayat berikut ini.
            Saudara-saudara, turutilah teladan (hupodeigma, contoh, pola; salinan, tiruan, gambaran) penderitaan (kakopatheia, ketahanan, ketekunan ) dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan, Yakobus 5:10. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan (eklektos, dipilih, yang terpilih,) Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan (oplakchna oiktirmou, kemurahan yang mendalam/mesra), kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran, Kolose 3:12. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan (sterizo, mendirikan, menguatkan, menegakkan; menetapkan; mengambil keputusan yang tegas) hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! Yakobus 5:8.

                                                                                                                           Oleh: Wawan Widjanarko

Kemurnian

K E M U R N I A N
I Timotius 5:22
Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu.

Pendahuluan
            Dalam bahasa Indonesia, kata kemurnian berasal dari kata dasar murni yang berarti asli atau suci. Dalam Alkitab, biasanya menterjemahkan kata akar tsaraph, tapi juga terjemahan bagi salah satu kata tahor, barar, katharos, hagnos dan eilekrineia. Kata ini dipakai juga untuk adolos, yang hanya terdapat dalam I Petrus 2:2 saja, dan untuk aproskopos, terdapat tiga kali. Kata zak yang kurang biasa untuk pemurnian logam, juga diterjemahkan �murni� dalam Ayub 11:4.

Pemurnian logam
            Di jaman dahulu, logam tambang biasanya dilebur untuk menyingkirkan kotorannya, kemudian dituangkan ke dalam cetakan, misalnya alat-alat, senjata, patung, dan sebagainya. Logam itu dilebur di kuali tanah liat dalam dapur penempaan, dan puputan sering dipakai untuk mendapatkan hembusan angin keras, supaya temperaturnya menjadi tinggi dan besar.

Sabda Allah yang murni
            Menurut II Samuel 22:31 dan Mazmur 18:31 mengatakan, �Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.� Semua firman Allah adalah murni, Amsal 30:5. Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah, Mazmur 12:7. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya, 19:9.

Pemurnian Allah
            Dalam Maleakhi 3:2-3 dikatakan, �Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.�
Karena perak Yerusalem sebagai kota kudus Allah yang sudah tidak murni lagi, dan araknya bercampur dengan air, maka Allah akan bertindak terhadapnya: �Aku akan memurnikan perakmu dengan garam soda, dan akan menyingkirkan segala timah dari padanya, Yesaya 1:22, 25. Tetapi di lain pihak Allah mengatakan, �Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan, 48:10.
            Maka di seluruh negeri, demikianlah firman TUHAN, dua pertiga dari padanya akan dilenyapkan, mati binasa, tetapi sepertiga dari padanya akan tinggal hidup. Aku akan menaruh yang sepertiga itu dalam api dan akan memurnikan mereka seperti orang memurnikan perak. Aku akan berkata: Mereka adalah umat-Ku, dan mereka akan menjawab: TUHAN adalah Allahku!�, Zakharia 13:8-9.
            Sebagian dari orang-orang bijaksana itu akan jatuh, supaya dengan demikian diadakan pengujian, penyaringan dan pemurnian di antara mereka, sampai pada akhir zaman; sebab akhir zaman itu belum mencapai waktu yang telah ditetapkan, Daniel 11:35. Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya, 12:10.
Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni, Yeremia 2:21. Orang yang murni hatinya merupakan salah satu syarat untuk boleh naik ke gunung TUHAN dan boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus, Mazmur 24:3-4. Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak, 66:10.

Hikmat yang murni
            Menurut Yakobus 3:17, hikmat yang dari atas pertama-tama murni (hagnos, bersih secara ritual/moral) selanjutnya suka damai, pendamai (eirenikos, penuh damai), peramah (epieikes, baik budi, baik hati, lemah-lembut, bersikap suka mengalah), penurut (eupeithes, yang taat, pengalah, terbuka untuk nasehat yang baik), penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik (anupokritos, yang tidak pura-pura; tulus ikhlas).

Kemurnian dalam perkawinan rumah tangga
            Menurut Wahyu 14:4, mereka itu tidak mencemarkan (moluno, menodai) dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan (parthenos, mereka yang tidak bercela [sebab tidak menyembah berhala]; mereka yang tidak kawin) yang selalu mengikuti Anak Domba kemana pun Ia pergi. Menurut Matius 19:12, memang ada orang yang membuat dirinya demikian atas kemauannya sendiri (eunouchizo, menyidai, mengebiri; menjadikan tidak [dapat] kawin) oleh karena Kerajaan Sorga. Hal ini bisa saja terjadi karena memang ada orang-orang tertentu yang telah menerima karunia hidup membujang dari Allah, sehingga mereka mampu tidak menikah karena Kerajaan Surga. Di antaranya adalah Paulus, ia menyarankan kepada para pria yang tidak kawin atau belum kawin (yaitu gunaikos aptomai, menyentuh seorang perempuan [maksudnya: bersetubuh]) dan para janda supaya mereka tetap tinggal dalam keadaannya itu, I Korintus 7:1, 7-8, 25, agar ia lebih berbahagia, 40. Tetapi Paulus juga menganjurkan bagi mereka yang tidak dapat menguasai diri (egkrateuomai, bertarak, mengekang diri, menghindari [tindakan jahat]), lebih baik kawin daripada hangus karena hawa nafsu, (9). Demikian juga bagi para janda yang masih muda Paulus menganjurkan untuk menikah lagi, beroleh anak, dan memimpin rumah tangganya sendiri, daripada membiasakan diri hidup bermalas-malasan (argos, menganggur; kosong; sia-sia), suka bergunjing, dengan keluar masuk ke rumah orang lain, mencampuri urusan orang lain dengan mengatakan hal-hal yang tidak pantas, sehingga memberi alasan kepada lawan untuk memburuk-burukkan nama anak-anak Tuhan. Karena beberapa janda telah tersesat mengikuti iblis, I Timotius 5:13-15.
            Dalam I Timotius 5:2, Paulus berharap agar para perempuan tua bersikap sebagai seorang ibu, dan para perempuan muda sebagai adiknya dengan penuh kemurnian. Dengan menempatkan ibadah sebagai gaya hidup kekudusan, tidak memfitnah, tidak menjadi hamba anggur (oinoi polloi dedoulomenas, yaitu bukan sekedar kecanduan, tetapi diperbudak banyak anggur), melainkan menjadi pengajar hal-hal yang baik (memberikan petunjuk yang baik), mendidik (sophronizo, melatih, mengajar, menasehati [mengembangkan pengambilan keputusan yang tepat dan pengaturan supaya menjadi bijaksana] yang membuat pikiran orang menjadi jernih, sehat dan normal; membetulkan perasaan seseorang) para perempuan muda menjadi orang yang mengasihi suami dan mengasihi anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci (agnos, murni, bersih [secara ritual atau moral]), rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah tidak dihujat orang, Titus 2:3-5.
            Baik Paulus maupun Petrus menginginkan agar para istri tunduk kepada suaminya dalam segala sesuatu, seperti tunduk kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka melihat bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu, I Petrus 3:1-2, Efesus 5:22-24, Kolose 3:18-19.
            Walaupun para suami bukanlah juruselamat para istri mereka sebagaimana Kristus adalah Juruselamat gereja, para istri tetap harus tunduk kepada suami mereka sebagaimana gereja tunduk kepada Kristus. Antara taat dan tunduk itu berbeda. Pada ketaatan, penekanannya adalah pada sikap memenuhi permintaan; sedangkan pada sikap tunduk, penekanannya adalah pada mengambil sikap atau kedudukan sebagai bawahan. Dalam hal yang berhubungan dengan dosa, para istri tidak seharusnya mentaati suami mereka. Namun para istri harus tetap tunduk kepada suaminya. Tetapi kebanyakan para istri pada saat itu lebih menghargai dan menghormati suami-suami orang lain, demikian juga para suami tidak boleh membanding-bandingkan istrinya dengan istri-istri orang lain.

Kemurnian hidup pelayanan Rasul Paulus
            Ketika Paulus dihadapkan ke Mahkamah Agama (sunedrion, Sanhedrin yaitu suatu dewan urusan agama dan sipil yang terdiri dari Imam Besar, tua-tua, ahli hukum, dan ahli Taurat. Ini adalah mahkamah yang paling tinggi di kalangan orang Yahudi, Lukas 22:66, Kisah Para Rasul 4:5-6, 5:34), karena mengharapkan kebangkitan orang mati, atas tuduhan orang-orang Yahudi, maka sambil menatap para anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata, �Saudara-saudara, sampai hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni (pasei suneidesei agathei, dengan hati nurani yang bersih; arposkopos, yang tidak bercacat; murni; hati nurani yang baik; tak bercela) dihadapan Allah.� Kisah Para Rasul 22:30, 23:1, 6, dan manusia, 24:16.
            Paulus mengatakan dalam II Korintus 1:12, �Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati (suneidesis, kesadaran) kami memberi kesaksian (marturion, bukti) kepada kami bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan (aplotes etos, sikap murah hati; ketulusan yang ikhlas; kesetiaan dengan segenap hati) dan kemurnian (eilikrineia, kebersihan [secara moral]) dari Allah (tou Theou, kemurnian ilahi, yang Allah berikan/tuntut) bukan oleh hikmat duniawi (sarkikos, bersifat daging; bagian dari dunia ini; tidak di bawah kuasa Roh Kudus; fana; jasmani; manusiawi [berdosa, lemah]), tetapi oleh kekuatan anugerah Allah.�
Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang menjajakan (memalsukan untuk mencari keuntungan dari; mengobral, menjual dengan harga murah, menjajakan barang dagangan. Aslinya, kapeleuontes, ini mengacu kepada memperdagangkan, mengecerkan, penjualan barang-barang yang kurang baik dengan harga yang tinggi dengan tipu daya penjaja kelas bawahan) firman Allah. Sebaliknya, dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan dihadapan-Nya, 2:17.
            Oleh sebab itu Paulus meminta supaya jemaat berdoa terus untuknya, sebab ia yakin bahwa hati nuraninya (suneidesis, kesadaran, suara hati; en pasin, di dalam segala hal) murni (kalos, secara yang bagus/baik; [dalam arti moral] tanpa cela), karena di dalam segala hal ia menginginkan hidup yang baik, Ibrani 13:18.
            Aku mengucap syukur kepada Allah yang kulayani dengan hati nurani yang murni (katharos, halal, bersih) seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan aku selalu mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam, II Timotius 1:3.       
            Sebab itu Paulus menghimbau, jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai sejahtera bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni, 2:22.
            Selanjutnya ajakan Paulus, marilah kita berpesta (eortazo, merayakan hari raya, mungkin mengacu kepada Hari Raya Roti Tidak Beragi sebagai kelanjutan dari Paskah, Keluaran 12:15-20), bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian (eilikrineia, kebersian [secara moral]) dan kebenaran, I Korintus 5:8.
            Karena Paulus melihat ada beberapa orang yang telah menolak (apotheomai, menyingkirkan) hati nuraninya yang murni dan karena itu kandaslah (nauageo, gagal [dalam kecelakaan kapal], mengalami kapal karam) iman mereka, I Timotius 1:19.

Nasehat yang murni
            Menurut I Tesalonika 2:3, nasehat yang murni ialah nasehat (paraklesis, peringatan, penghiburan, anjuran untuk percaya) yang tidak hadir dari kesesatan (penyesatan) atau dari maksud yang tidak murni (akatharsia, kenajisan, kecemaran) dan juga tidak disertai tipu daya (en dolos, dengan cara tipuan, tipu muslihat). Tujuan nasehat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci (katharos, tahir, bersih, halal, murni), dari hati nurani (suneidesis, kesadaran) yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas, serta memperjuangkan perjuangannya (sebagaimana hidup seorang tentara), I Timotius 1:5, 18, dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati (kebaikan hati): dalam Roh Kudus dan kasih yang tulus ikhlas (anupokritos, yang tidak munafik), II Korintus 6:6.
            Allah memberi nasehat kepada jemaat di Laodikia, supaya membeli emas yang telah dimurnikan dalam api dari Allah, agar menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya dipakainya, agar tidak kelihatan ketelanjangannya yang memalukan, dan minyak untuk melumas matanya, supaya dapat melihat, Wahyu 3:18.

Nasehat-nasehat Petrus dalam hal kemurnian
            Dalam I Petrus 2:2-3, Petrus menasehatkan, �Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu menginginkan air susu yang murni (adolos, yang tanpa tipuan) dan rohani (logikos, rasionil, yang berakal budi, sejati), supaya olehnya kamu bertumbuh (auksano, memperbanyak, menumbuhkan, menjadi besar, sudah tumbuh) dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengalami (geuomai, mengecap, mencicipi; makan; mencoba) bahwa Tuhan itu baik (chrestos, baik hati, penuh belas kasihan).�
            Demikian juga dalam 3:16, Petrus menasehatkan agar kita tidak perlu takut menderita untuk kebenaran oleh kehendak Allah seperti yang telah dilakukan oleh Kristus, �dan dengan hati nurani (suneidesis, kesadaran) yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena perilakumu yang baik dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan (epereazo, menghina, mencaci, menyiksa) mereka itu.�  
            Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu - yang jauh lebih tinggi (polutimos, mahal, bernilai tinggi) nilaianya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya (dokimion, yang tahan uji) dengan api - sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan (apokalupsis, menyingkapkan, wahyu) diri-Nya kelak, 1:7.
            Dalam kedua suratnya, Petrus menyajikan lima hal berharga bagi kita: (1) batu karang yang adalah Yesus sendiri (2:4, 6-7); (2) darah yang mahal (19); (3) janji-janji yang berharga (II Petrus 1:4); (4) iman yang berharga (1:1); (5) pengujian yang berharga (7)

Penutup
            Lalu bagaimana dengan ibadah yang murni itu? Menurut Yakobus 1:27, �Ibadah yang murni (katharos, tahir, halal, bersih) dan tidak bercacat (amiantos, tanpa noda, tak tercemar [dalam arti ritual dan moral]) dihadapan Allah, Bapa kita ialah mengunjungi (episkeptomai, mengindahkan) yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya diri sendiri tidak dicemarkan (aspilos, [yang] tak bercacat) oleh dunia.�
            Lakukanlah itu, niscaya kita akan berbahagia!

                                                                                                                           Oleh: Wawan Widjanarko

Kekudusan

K E K U D U S A N
I Petrus 1:15-16
Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Pendahuluan
            Kata �kudus�, dalam bahasa Ibrani qadosy, bisa berarti �terpisah�, dikhususkan, �terpotong dari�, digunakan terhadap keadaan terlepasnya seseorang atau suatu benda (supaya Tuhan dapat memakainya terhadap obyek yang dilepas itu).
            Makna dasar dari akar kata Ibrani qdsy antara lain bisa berarti �menyendirikan� dan �cemerlang�. Kata �menyendirikan� menekankan kekudusan dalam arti posisi atau status dengan maksud �terpotong�, �dipisahkan�, �disendirikan untuk penggunaan khusus�, �diserahkan untuk� atau �disucikan�, �dianggap keramat�
 Sedangkan kata �cemerlang� lebih menekankan pada penggunaannya yang berkaitan dengan keadaan, atau proses, yang dalam Perjanjian Baru mengarah pada pemikiran tentang perubahan batin yang terjadi secara berangsur-angsur, yang dapat menghasilkan kemurnian, kebenaran moral, dan pemikiran-pemikiran suci yang menyatakan diri dalam perbuatan lahiriah yang baik dan menurut kehendak Tuhan.
            Hagios dalam bahasa Yunani, juga mempunyai dasar pemikiran yang sama mengenai keterpisahan dan kesucian terhadap Allah. Dalam kitab Roma, hagios, hagiosune, hagiazo, dan hagiasmos, berasal dari akar kata yang sama, secara mendasar berarti dipisahkan, disisihkan. Hagios diterjemahkan suci atau kudus dalam 1:2, 5:5, 7:12, 9:1, 11:16, 12:1, 14:17, 15:13, 16, 16:16, dan orang kudus dalam 1:7, 8:27, 12:13, 15:25, 26, 31, 16:15. Hagiosune diterjemahkan kekudusan dalam 1:4. Hagiazo adalah kata kerja yang dipakai untuk menunjukkan pekerjaan yang sudah selesai pada waktu lampau dan diterjemahkan disucikan dalam 15:16. Hagiasmos diterjemahkan pengudusan dalam 6:19, 22.  

Kudusnya Allah
            Ketika Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Musa di gunung Horeb dalam nyala api yang keluar dari semak duri, Allah memerintahkan agar Musa tidak terlalu dekat dan harus menanggalkan kasut dari kakinya, sebab tempat ia berdiri itu adalah tanah yang kudus, Keluaran 3:5, Kisah Para Rasul 7:33. Demikian juga ketika Yosua bertemu dengan Panglima Balatentara TUHAN, Yosua pun menanggalkan kasut dari kakinya, sebab tempatnya berdiri itu adalah kudus, Yosua 5:15.
            Menurut Mazmur 11:4, TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus, takhta-Nya di sorga itu juga kudus, bahkan maha kudus, 28:2, 47:9, 93:5, 102:20, Yunus 2:7, Mikha 1:2, Habakuk 2:20. Sedangkan dalam I Korintus 3:17, yang dimaksud dengan bait Allah adalah kita (humeis, yang adalah kamu), yang harus hidup juga dalam kekudusan-Nya.
            Tempat kudus kediaman TUHAN itu dibuat dan didirikan oleh TUHAN sendiri, Keluaran 15:17. Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya, Mazmur 78:69. Keagungan dan semarak ada dihadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya, 96:6. Di tempat kudus ada kekuatan dan kemuliaan Allah, 63:3, di tempat kudus ada perarakan Allah sebagai Raja, 68:25, di tempat kudus-Nya itu, Allah berfirman, 60:8, 108:8. TUHAN Allah telah bersumpah demi kekudusan-Nya, Amos 4:2. �Sekali Aku bersumpah demi kekudusan-Ku, tentulah Aku tidak akan berbohong,� Mazmur 89:36. Yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus ialah orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya pada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu, 24:3-4. Karena jalan Allah adalah kudus, 77:14. Kiriman bantuan itu datangnya juga dari tempat kudus, 20:3. Angkatlah tanganmu ke tempat kudus dan pujilah TUHAN! 134:2. Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya, 150:1.
Sedangkan Kemah Suci sebagai tempat kudus bagi TUHAN itu buatan tangan manusia yaitu oleh Bezaleel dan Ahiloab, orang-orang ahli yang dikauruniai TUHAN untuk membuat tempat kudus menurut perintah TUHAN, 25:8-9. 36:1-4, Ibrani 9:1. Untuk itu bangsa Israel harus menghormati tempat kudus Allah, Imamat 19:30, 26:2. Orang yang menajiskan Kemah Suci TUHAN karena kena mayat dan tidak menghapus dosa itu dari dirinya dengan air pentahiran, maka orang itu harus dilenyapkan dari Israel, 15:31, Bilangan 19:13, 20.
Untuk mendirikan tempat kudus bagi TUHAN, maka hati dan jiwanya harus diarahkan untuk mencari TUHAN yang, supaya tabut perjanjian TUHAN dan perkakas kudus Allah itu dapat dibawa masuk ke dalam rumah yang didirikan bagi TUHAN, I Tawarikh 22:19. Selain itu, untuk mendirikan rumah menjadi tempat kudus, Allah meminta Salomo untuk mengkuatkan hati saat melakukannya, 28:10.
Tempat kudus yang telah dikuduskan-Nya untuk selama-lamanya itu sebagai tempat beribadah kepada TUHAN, supaya murka-Nya yang menyala-nyala itu undur, maka bangsa Israel disuruh untuk menyerahkan dirinya kepada TUHAN, II Tawarikh 30:8.    
Tetapi di dalam Ibrani 9:24, Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus (agia, suci; umat Allah) buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam surga sendiri untuk menghadap hadirat Allah bagi kepentingan kita. Dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa (dia, melalui; pada; oleh; karena) darah kambing jantan (tragos, domba jantan) dan anak lembu (moschos, anak lembu jantan), tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dengan itu Ia telah mendapat (ehurisko, memperoleh; meraih; menemukan; berada, ternyata ada) kelepasan (lutrosis, penebusan [dari perbudakan]) yang kekal, (ay. 12). Jadi, Saudara-saudara, kita sekarang dengan penuh keberanian (parresia, keterus-terangan, keterbukaan; kebebasan; di muka umum; kepercayaan teguh) dapat masuk (eisodos he, hal masuk, jalan masuk; kedatangan; disambut oleh) ke dalam tempat kudus (ta agia, tempat mahakudus), oleh darah Yesus, 10:19.
            Dalam Yohanes 17:11, Tuhan Yesus datang kepada Bapa yang kudus. Menurut Yosua 24:19, TUHAN adalah Allah yang kudus, tidak ada yang kudus seperti TUHAN, I Samuel 2:2, dan tidak ada yang tahan berdiri di hadapan TUHAN, Allah yang kudus, 6:20. Siapakah yang tidak takut dan tidak memuliakan nama-Mu  ya Tuhan? Sebab Engkau saja yang kudus (monos hosios, [Engkau adalah], Engkau saja adalah kudus/saleh; seorang diri; hanya; saja; sendirian), Wahyu 15:4, nama-Nya kudus dan dahsyat, Mazmur 111:9.
            Keluaran 15:11 mengatakan, Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban.�
            Mazmur 89:8 mengatakan, �Allah disegani dalam kalangan orang-orang kudus, dan sangat ditakuti melebihi semua yang ada di sekeliling-Nya.�
Karena kekudusan-Nya itu, Yesus pun mendapat sebutan Yang Kudus, Yang Benar (alethinos, sejati) dalam Wahyu 3:7, 15:4, 16:5, Mazmur 22:4, 71:22, Yesaya 8:13, 29:23, Hosea 11:9, Penguasa (despotes, Tuan, Tuhan [tentang Allah dan Kristus]; tuan rumah) yang kudus dan benar, Wahyu 6:10, Yang Kudus dari Allah, demikian pengakuan Simon Petrus, Yohanes 6:68-69, Kisah Para Rasul 3:14, I Yohanes 2:20, Wahyu 3:7, 16:5, yang merupakan anak nubuatan yang akan disebut kudus, Anak Allah, Lukas 1:35. Roh jahat pun tahu kalau Yesus itu Yang Kudus dari Allah, Markus 1:24, Lukas 4:34, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati bahwa Dialah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita, Roma 1:4.
Bahkan II Raja-Raja 19:22, Ayub 6:10, Amsal 9:10, Yesaya 12:6, 29:18, 37:23,  40:25, 41:14, 16, 60:14 menyebut-Nya Yang Mahakudus, Allah Israel, Yesaya 57:15 menyebut-Nya Yang Mahatinggi dan Yang Mahakudus. Tetapi TUHAN semesta alam akan ternyata maha tinggi dalam keadilan-Nya, dan Allah yang maha kudus akan menyatakan kekudusan-Nya dalam kebenaran-Nya, Yesaya 5:16, di hadapan-Nya seumur hidup kita (selama segala hari kita), Lukas 1:75.
                                                               
Israel bangsa yang dipilih untuk dikuduskan
            Untuk menjadi imamat yang rajani dan bangsa yang kudus bagi Tuhan, Musa harus mensosialisasikannya terlebih dahulu kepada tua-tua bangsa Israel, Keluaran 19:6-8. Tujuannya ialah untuk memberitakan (exaggello, menceritakan, memberitahukan) segala perbuatan Allah yang besar dan ajaib (ar�te, kebajikan, pujian; kuasa [Allah]; tindakan yang menyelamatkan; perbuatan besar/ajaib) itu, I Petrus 2:9.

Persyaratan dari Allah bagi bangsa yang hendak dikuduskan
            Sebagai umat yang kudus pilihan TUHAN dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya, maka bangsa Israel harus merobohkan semua mezbah, tugu-tugu berhala harus diremukkan, tiang-tiang berhala harus dihancurkan dan patung-patung dewinya harus dibakar habis, Ulangan 7:5-6. Tidak boleh menorah-noreh tubuh atau menggundul rambut di atas dahinya karena kematian seseorang, 14:1-2. Tidak boleh memakan bangkai apapun dan tidak boleh memasak anak kambing dalam air susu induknya, 21. Daging ternak yang diterkam binatang buas tidak boleh dimakan tetapi harus dilemparkan kepada anjing, Keluaran 22:31, tetapi barang yang kudus tidak boleh diberikan kepada anjing, Matius 7:6.
            Tetapi dalam Perjanjian Baru, semuanya itu boleh dimakan oleh orang percaya yang telah mengenal kebenaran dengan mengucapkan syukur (eucharistia, rasa syukur, terima kasih), karena semuanya itu telah dikuduskan (agiazo, menganggap kudus, mengkhususkan, menguduskan) oleh firman Allah dalam doa (enteuxis, permohonan, doa [syafaat]), I Timotius 4:3-5. Menurut Kisah Para Rasul 10:15, apa yang dinyatakan halal (katharizo, membersihkan, mentahirkan, mencuci) oleh Allah, tidak boleh dinyatakan haram (koinoo, menajiskan) oleh manusia.
            Harus dapat mengajarkan ketetapan TUHAN dengan membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis, Imamat 10:10, Yehezkiel 44:23. Ternyata di Yehezkiel 22:26, para imamnya malah menjiskan TUHAN dengan memperkosa hukum Taurat TUHAN dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi TUHAN, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tidak tahir, mereka malah menutup mata terhadap hari-hari Sabat TUHAN. Sampai Zefanya 3:4 menyebut, �Para nabinya adalah orang-orang ceroboh dan pengkhianat; para imamnya menajiskan apa yang kudus, memperkosa hukum Taurat.�
            Untuk itu, TUHAN sendiri yang akan menguduskan nama-Nya yang besar, karena sudah dinajiskan oleh bangsa Israel, sehingga segala bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu dihadapan bangsa-bangsa, Yehezkiel 36:22-23. Segala bangsa pun akan mengetahui bahwa TUHAN sendiri yang akan menguduskan Israel, pada waktu tempat kudus-Nya berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya, 37:28.   
            Agar musuh diserahkan kepada bangsa Israel, Allah menuntut supaya perkemahannya harus kudus, jangan sampai ada yang tidak senonoh yang dilihat Allah, Ulangan 23:14.  

Kudusnya para imam
            Para imam harus kudus bagi Allahnya, mereka tidak boleh melanggar kekudusan nama-Nya karena merekalah yang mempersembahkan segala kurban api-apian TUHAN, santapan Allah mereka, Imamat 21:6, I Samuel 16:5. Dalam mengangkut tabut TUHAN, para imam dan orang-orang Lewi harus mengkuduskan dirinya, I Tawarikh 15:14. Dan mereka juga telah dikuduskan oleh TUHAN yang kudus, Imamat 22:32.
            Untuk menyanyikan nyanyian dan memuji bagi TUHAN, orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah pun harus memakai pakaian kudus yang semarak, II Tawarikh 20:21, 19. �Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia!�, Mazmur 99:3. �Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku�, seru Daud dalam Mazmur 103:1.

Kudusnya persembahan
            Menurut Imamat 22:2, setiap persembahan yang dikuduskan orang Israel bagi Allah harus diperlakukan dengan hati-hati.

Kudusnya hari Sabat
            Dalam Kejadian 2:3, dikatakan bahwa Allah memberkati hari ketujuh dan mengkuduskannya, karena pada hari itu Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan-Nya. Selanjutnya dalam Keluaran 20:8-11, 31:13-17, Ulangan 5:12, hari ketujuh diperingati sebagi hari Sabat. Bangsa Israel harus memelihara hari-hari Sabat Allah, Imamat 19:30, 26:2.
            Untuk menghormati hari Sabat yang kudus bagi TUHAN, bangsa Israel mempersiapkan diri dengan baik, sehingga tidak disibukkan dengan masakan makanan, Keluaran 16:23, atau mengurus urusan lainnya, Yesaya 58:13, misalnya membawa barang-barang dari rumah untuk dibawa ke luar, pokoknya tidak boleh melakukan sesuatu pekerjaan apapun, Yeremian 17:22 Orang-orang Lewi pun mentahirkan dirinya dan datang untuk menjaga pintu-pintu gerbang, Nehemia 13:22. Itulah yang menjadi peringatan antara bangsa Israel dengan Allahnya, Yehezkiel 20:20, yang harus senantiasa dilakukan dan dikuduskan, 44:24. Demikian juga dengan tahun Yobel, yang ke-50 adalah kudus, Imamat 25:10.

Kudusnya anak sulung
            Menurut Ulangan 15:19, anak sulung lembu tidak boleh dipakai dan tidak boleh digunting bulu anak sulung domba, sebab menurut Keluaran 13:2, 12, 22:29, 34:19, semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan, baik pada manusia maupun hewan haruslah dikuduskan bagi TUHAN. Karena TUHANlah yang punya semua anak sulung dan mengkuduskan semua yang sulung, Bilangan 3:13, 8:17, Lukas 2:23.

Kudusnya jemaat
            Dalam Yoel 1:14, 2:14-17, seluruh tua-tua, para imam dan jemaah dikumpulkan mulai dari yang tua sampai anak-anak yang menyusu bahkan penganten baru pun harus keluar dari kamar tidurnya untuk dikuduskan dengan mengadakan puasa yang kudus secara khusus bagi TUHAN, menangis dan meratap dengan menggoyakkan hati dan berbalik kepada-Nya, supaya Ia tidak murka. Menurut Efesus 5:25-27, karena Kristus menginginkan supaya jemaat-Nya kudus, cemerlang (endoxos, mulia, indah) tanpa cacat (spilos, cela, noda) atau kerut atau serupa itu dan tidak bercela (amomos, yang tidak bercacat/bernoda) dengan menyerahkan diri-Nya sendiri bagi gereja-Nya. Oleh kematian tubuh jasmani-Nya, untuk menempatkan (paristemi, menghadapkan; menyediakan; menyerahkan; mempersembahkan; membuktikan; mendampingi; menolong; tiba; berdiri bersama) kita sebagai gereja-Nya kudus dan tak bercacat cela (anegkletos, tanpa kesalahan, yang tidak dapat dituduh) dihadapan-Nya, Kolose 1:22.

Kudusnya rumah TUHAN
            Dalam II Tawarikh 2:4, Salomo hendak mendirikan rumah bagi TUHAN, untuk mengkuduskannya bagi Dia, supaya di hadapan-Nya dibakar ukupan dari wangi-wangian, tetap diatur roti sajian dan dipersembahkan kurban bakaran pada waktu pagi dan petang, pada hari-hari Sabat dan bulan-bulan baru, dan pada perayaan-perayaan yang ditetapkan TUHAN, sebab semuanya itu adalah kewajiban bagi orang Israel untuk selama-lamanya. Lalu dalam I Raja-Raja 9:3, datanglah Firman Tuhan kepada Salomo: �Aku telah mengkuduskan rumah yang kau dirikan untuk membuat nama-Ku tinggal di situ sampai selamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa, II Tawarikh 7:16.
Pada zaman Hizkia memerintah sebagai raja menggantikan Ahas, orang-orang Lewi harus mengkuduskan diri dan rumah TUHAN dari kecemaran II Tawarikh 29:5. Pekerjaan pengudusan itu dimulai pada tanggal satu bulan yang pertama. Pada hari kedelapan bulan itu  mereka sampai ke balai rumah TUHAN dan mengkuduskan seluruh rumah TUHAN dalam delapan hari. Mereka selesai pada hari keenam belas bulan pertama, (17).

Kegenapan janji TUHAN
TUHAN akan menepati janji-Nya dengan mengangkat Israel sebagai bangsa pilihan dari atas segala bangsa, untuk menjadi terpuji, ternama dan  terhormat, yang kudus bagi TUHAN, asal ia melakukan semua perintah-Nya, ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan mendengarkan suara-Nya dengan setia, dengan segenap hati dan segenap jiwanya, Ulangan 26:16-19, 28:9. Sehingga orang akan menyebut bangsa Israel �bangsa kudus�, �orang-orang tebusan TUHAN�, �yang dicari�, �kota yang tidak ditinggalkan�, Yesaya 62:12.

Tujuan Allah memanggil kita
            Menurut I Tesalonika 4:7, dalam hidup nikah, tujuan Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang najis atau cemar (akatharsia, kotoran; maksud yang tidak murni), melainkan apa yang kudus (en agiasmo, untuk pengudusan). Kehendak Allah adalah pengudusan (agiasmos, keadaan kudus/suci) kita, yaitu supaya kita menjauhi (apecho, menjauhkan diri dari) percabulan, dengan mengambil seorang perempuan (skeuos, benda, alat; bejana, piring, buyung; sauh apung; [kiasan bagi tubuh atau perempuan]; badan orang; kaum yang lebih lemah) sebagai istrinya sendiri serta hidup di dalam kekudusan dan kehormatan, 3, 4. Dan apabila perempuan itu nantinya melahirkan (teknogonia, persalinan) seorang anak, maka ia akan diselamatkan juga asal tetap bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan, I Timotius 2:15.
            Demikian juga bagi suami atau istri yang tidak beriman dikuduskan oleh pasangannya yang sudah beriman, supaya anak-anaknya menjadi kudus, I Korintus 7:14. Contoh di Perjanjian Lama misalnya perkawinan antara orang-orang Israel yang telah dikuduskan oleh Allah dengan orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang Mesir dan orang Amori yang tidak kudus dalam Ezra 9:1-2 atau perkawinan antara Yehuda dengan anak perempuan allah asing, Maleakhi 2:11.
Ibrani 13:4 mengatakan, �Hendaklah kamu semua penuh hormat (timios, sangat berharga, bernilai tinggi) terhadap perkawinan (gamos, perjamuan kawin; ruang perjamuan kawin) dan janganlah kamu mencemarkan (amiantos, tidak bercacat, yang tak bercela, tanpa noda) tempat tidur (koite, ranjang, tempat tidur untuk hubungan suami istri; kiasan persetubuhan; sperma; percabulan), sebab Allah akan menghakimi orang-orang sundal (pornos, orang laki-laki yang melanggar kesusilaan; orang yang melakukan perzinahan [hubungan seksual yang tidak sesuai hukum/adat]) dan pezinah (moichos, seorang pezinah; laki-laki pezinah).�
            Di dalam Kejadian 49:3-4 dan I Tawarikh 5:1, Ruben kehilangan hak kesulungannya karena kecemarannya dan Yusuf menerimanya karena kemurniannya, Kejadian 39:7-12. Ketika Daud hendak mengambil roti kudus, imam Ahimelekh mengatakan, �Asal saja orang-orangmu itu menjaga diri terhadap perempuan.� Dan Daud pun menjawab, �Memang, kami tidak diperbolehkan bergaul dengan perempuan, apabila maju perang. Tubuh orang-orangku itu tahir, sekalipun pada perjalanan biasa,� I Samuel 21:4-5.
            Kalau Allah akan menghakimi (ekdikesis, pembalasan [dendam]; penghukuman) orang-orang sundal dan pezinah, Ibrani 10:30, maka gereja Tuhan juga harus menghakimi mereka, dengan cara tidak bergaul (airo, merebut, merampas; membunuh; membiarkan orang hidup dalam kebimbangan) dengannya bahkan harus mengusirnya (exairo, menjauhkan [dari tengah-tengah kamu]), I Korintus 5:1-2, 11-13.
            Sedangkan bagi para perempuan yang tidak bersuami dan para gadis diharapkan dapat tetap memusatkan perhatiannya (merizo, membagikan; terbelah [perhatiannya], terbagi-bagi; memecahkan) pada hal-hal mengenai Tuhan, supaya tubuh dan jiwanya kudus, I Korintus 7:34. Itulah sebabnya mengapa Paulus mengatakan dalam Roma 11:16, jikalau akar (hriza, turunan, asal-usul; penyebab [kejahatan]) kudus, maka cabang-cabangnya (klados, ranting) juga kudus.

Yang dilakukan Tuhan Yesus terhadap kita
            Menurut Efesus 1:4, di dalam Yesus, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan (katabole, permulaan; pendirian [dasar]), supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan anugerah-Nya sendiri, yang telah dianugerahkan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman, II Timotius 1:9. Untuk itu kita harus (opheilo, patut, wajib) selalu mengucapkan syukur (eucharisteo, berterima kasih) kepada Allah, sebab Allah sejak semula memilih (ahireomai, mengambil untuk) kita untuk diselamatkan dalam Roh (pneumatos, yang dikerjakan Roh [Allah], kehidupan yang batin, diri pribadi; watak) yang menguduskan kita dan dalam kebenaran (aletheias, [kepercayaan] akan kebenaran, apa yang benar; dengan jujur; sungguh) yang kita percayai, II Tesalonika 2:13, I Petrus 1:2.
            Sebagaimana Paulus, yang telah dipanggil (kletos, diundang) untuk menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah, Roma 1:1. Kata �dikuduskan� dalam bahasa Yunani aphorizo,  yang bisa berarti dipisahkan, dijauhkan, dikhususkan. Dipisahkan, meliputi dipilih (ekloge, pemilihan, pilihan, Kisah Para Rasul 9:15), ditetapkan (tithemi, meletakkan; menempatkan, menaruh; menyisihkan; menyimpan; membuat [sesuatu untuk], menentukan tempat bagi seseorang; memperuntukkan; mempersembahkan; menerangkan [lewat perumpamaan]; menanggalkan [pakaian]; menghidangkan [anggur]; mengingat, memikirkan; memutuskan; menasehati; memandang baik; membuat [sesuatu untuk seseorang]; mengatur [anggota badan],  I Timotius 2:7), dan diutus (proskaleomai, ditugaskan; memanggil untuk; mengundang; memanggil supaya datang [untuk melaksanakan tugas Kristen], Kisah Para Rasul 13:2-4)
            Karena itu, sebagai orang-orang pilihan (eklektos, yang terpilih, dipilih) Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan (oiktirmos, kemurahan), kemurahan (oplagchna, oiktirmou, kemurahan yang mendalam/mesra), kerendahan hati (chrestotes, kebaikan hati, kemurahan, belas kasihan; apa yang benar), kelemahlembutan dan kesabaran, Kolose 3:12.
Tuhan Yesus juga membenarkan dan mengkuduskan dan menebus kita, I Korintus 1:30. Baik Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, semuanya berasal dari Satu sumber (ex henos, artinya [mempunyai] Bapak yang sama, atau [mempunyai] keturunan yang sama), Ibrani 2:11. Itulah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang (Yerusalem) untuk mengkuduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri, 13:12. Sebab oleh satu kurban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya (epaphax, satu kali untuk selama-lamanya; hegiasmenoi, [dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya) mereka yang dikuduskan, 10:14, 10.
            Sebab itu, Saudara-saudara yang kudus, yang mendapat panggilan (klesis, undangan) surgawi (epouranios, di surga), perhatikanlah (kataneoe, memandang kepada; mengetahui; memperhatikan) Yesus, Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia (pistos, yang dapat dipercayai, handal; beriman [orang percaya, orang Kristen; benar; pasti; tidak akan gagal) dalam segenap rumah-Nya, Ibrani 3:1-2.
            Setelah selesai mengadakan penyucian dosa (katharismos, pentahiran, pembersihan), Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar (megalosune, kebesaran, keagungan [menunjuk kepada Allah]), di tempat yang tinggi (upselos, di surga, agung, hal yang dinilai tinggi, lebih tinggi, di atas), Ibrani 1:3.

Maksud teguran Allah
Maksud Allah menghajar itu untuk kebaikan (epi to sumpheron, demi kegunaan kita, untuk kebaikan kita, untuk keuntungan kita), supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan (agiotes, ketulusan hati)-Nya, Ibrani 12:10. Sampai Daud mengatakan, �Janganlah mengambil roh-Mu yang kudus (Roh kekudusan-Mu) dari padaku,� Mazmur 51:13. Ayat ini dan Yesaya 63:10-11, tidak sama dengan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru, maksudnya adalah untuk Allah membuat umat-Nya kudus, yang memisahkan mereka kepada diri-Nya.

Kekudusan itu harus diusahakan
            Dalam Keluaran 19:10, 14, untuk mengkuduskan diri, bangsa Israel di suruh Musa untuk mencuci pakaiannya, karena telah tercemar oleh dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah mereka, Kejadian 35:2. Bahkan untuk makan daging pun, mereka harus kudus, Bilangan 11:18. Orang yang bernazar pun harus tetap kudus dengan membiarkan rambutnya tumbuh panjang, tidak boleh dipotong sampai genap waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, 6:5.
            TUHAN akan menyatakan kekudusan-Nya kepada orang yang karib dengan-Nya, dan di muka seluruh bangsa, akan diperlihatkan-Nya kemuliaan-Nya, Imamat 10:3.
            Untuk menyaksikan perbuatan TUHAN yang ajaib, bangsa itu harus kudus, Yosua 3:5.
Walaupun dalam I Tesalonika 5:23 mengatakan bahwa Allah menguduskan seluruh (holoteles, secara menyeluruh; seluruhnya) roh, jiwa dan tubuh kita dengan terpelihara (tereo, mematuhi, menaruh perhatian terhadap; mengawasi; menawan; menyimpan; mempertahankan; memelihara) sempurna (holokleros, sehat, tidak rusak, dalam keadaan utuh) tanpa cacat (amemptos, dipelihara tanpa cacat, secara tidak bercacat) pada kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Tetapi kita pun harus berusaha dengan tetap menguatkan hati supaya tidak bercacat dan kudus dihadapan Allah Bapa kita pada waktu kedatangan Tuhan Yesus dengan semua orang kudus-Nya, I Tesalonika 3:13. Jadi, setelah kita memberikan diri untuk disucikan (apolouomai, member diri dibersihkan, member diri dicuci bersih, member diri disucikan [terjadi dalam baptisan]; mandi), maka kita telah dikuduskan (agiazo, menguduskan), dan dibenarkan (dikaioo, membenarkan; membebaskan; mengakui kebenaran Allah atau mematuhi tuntutan Allah yang adil) dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita, I Korintus 6:11.  
Dalam Ibrani 12:14, dikatakan bahwa kita harus berusaha hidup damai dengan semua orang dan mengejar kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Untuk menyempurnakan kekudusan takut akan Allah, maka kita harus menyucikan diri dari semua pencemaran jasmani dan rohani, II Korintus 7:1.
            Roma 12:1 mengatakan, persembahkanlah (paristemi, menyediakan; menyerahkan; menghadapkan; membuktikan) tubuhmu sebagai persembahan yang kudus. Jika kita menyerahkan semua anggota tubuh menjadi hamba dan senjata kebenaran , maka hal itu akan membawa kita pada pengudusan, Roma 6:19, dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal, (22). Yohanes 17:17 mengatakan, �Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu itulah kebenaran.� Yesus pun menguduskan diri-Nya sendiri, supaya kita juga  yang rajin berbuat baik (zelotes, orang yang berusaha dengan rajin/keras; orang yang giat bekerja; orang Zealot [dari golongan orang-orang Yahudi yang berjuang untuk kemerdekaan politik]) akan dikuduskan dalam kebenaran, ay. 19, Titus 2:14. Untuk mengkuduskannya itu, Ia menyucikannya dengan memandikannya (loutron, [upacara] permandian; perihal mandi) memakai air dan firman, Efesus 5:26.
            Semua orang di segala tempat yang dipanggil untuk menjadi orang-orang kudus, berseru kepada Tuhan Yesus Kristus untuk dikuduskan, I Korintus 1:2. Karena semua orang-orang yang dikuduskan memperoleh pengampunan dosa asal mereka berbalik (epistrepho, berpaling, kembali, bertobat) dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa iblis kepada Allah oleh imannya kepada-Nya, Kisah Para Rasul 26:18.   

Hukuman bagi yang tidak menghormati kekudusan Allah
            Karena Musa dan Harun tidak percaya kepada TUHAN ketika di mata air Meriba dekat Kadesh di padang gurun Zin dengan tidak menghormati kekudusan-Nya di depan mata orang Israel, maka keduanya tidak diijinkan membawa jemaah masuk ke negeri yang akan diberikan kepadanya, Bilangan 20:12, 27:14, Ulangan 32:51-52.
            Demikian juga bagi orang yang menyerahkan baik anaknya laki-laki maupun perempuan kepada Molokh atau kepada Baal sebagai kurban dalam api, adalah melanggar kekudusan nama TUHAN, Allah, Imamat 18:21, II Raja-Raja 23:10, Yeremia 7:31, 19:5, 32:35, untuk itu mereka harus dilontari batu sampai mati, Imamat 20:2. TUHAN sendiri yang akan menentang orang itu dan akan melenyapkannya dari tengah-tengah bangsanya, 3, 5, dengan memecahkan bangsa serta kotanya seperti orang memecahkan tembikar tukang periuk, sehingga tidak dapat diperbaiki lagi, Yeremia 19:11.

Hukuman bagi yang mengambil barang-barang yang dikhususkan
            Karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda mengambil suatu barang-barang yang dikhususkan, maka bangkitlah murka TUHAN kepada bangsa Israel, Yosua 7:1. Sehingga sekitar 36 tentara Israel ditewaskan oleh orang-orang Ai, 4-5, 11-13. Dan siapa yang didapati menyimpan barang-barang yang dikhususkan itu, akan dibakar dengan api, ia dan segala sesuatu yang ada padanya, sebab ia telah melanggar perjanjian TUHAN dan berbuat noda di antara orang Israel, 15. Lalu seluruh bangsa Israel melontarinya dengan batu, dan mereka membakar semuanya itu dengan api di lembah Akhor, 24-25, 22:20, I Tawarikh 2:7.

Hukuman bagi yang melanggar kekudusan Allah
            Bagi para dukun perempuan yang melanggar kekudusan Allah di tengah-tengah umat-Nya hanya demi beberapa genggam jelai dan beberapa potong roti, dengan membunuh orang-orang yang tidak patut mati, dan membiarkan hidup orang-orang yang tidak patut hidup, maka ALLAH sendiri yang akan menetang tali-tali azimatnya, Allah akan mengoyakkan dari tangannya dan melepaskan jiwa orang-orang yang ditangkapnya seperti burung-burung. Allah akan mengoyakkan selubungnya, Yehezkiel 13:18-21.

Hukuman bagi yang tidak mengkuduskan darah Yesus
            Menurut Ibrani 10:29, orang yang menginjak-injak (katapateo, berdesak-desakan; menganggap hina, menghina) Anak Allah dan menganggap (hegeomai, memandang sesuatu sebagai; dokeo, menyangka, menduga, rupa-rupanya) najis (koinos, umum; biasa; bersama-sama) darah perjanjian yang menguduskannya dan menghina (enubrizo, menghina [dengan sangat]) Roh Anugerah (to pneuma tes charitos, Roh kasih karunia, yaitu Roh Kudus, yang diterima sebagai kasih karunia, yang memberikan kasih karunia) akan mendapat hukuman yang berat (cheiron, lebih berat, lebih jahat, lebih buruk). Sebab jika darah kambing jantan dan darah lembu jantan dan percikan (hrantizo, menyiram, disucikan yang [tercampur dengan air] dipercikkan pada orang najis) abu lembu muda (damalis, lembu betina [yang belum beranak]) saja dapat menghapuskan mereka yang najis (koinoo, menajiskan, menyatakan haram; orang najis) sehingga disucikan secara lahiriah terlebih lagi darah Kristus, yang melalui Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat dapat menyucikan hati nurani kita dari berbagai perbuatan yang sia-sia (nekra erga, perbuatan-perbuatan yang mati, yaitu perbuatan-perbuatan yang menghasilkan kematian [dosa-dosa secara khusus seperti persembahan berhala], yang tidak berguna di hadapan Allah), supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup, 9:13-14.

Kuduskanlah Allah
            Dalam Imamat 19:12 kita dilarang bersumpah dusta demi nama Allah, supaya kita tidak melanggar kekudusan nama TUHAN, Allah. Dalam Matius 6:9, Lukas 11:2, Tuhan Yesus mengajarkan doa supaya kita mengkuduskan nama Allah Bapa di sorga. Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, I Tawarikh 16:29, Mazmur 29:2, 96:9, 110:3. Demikian juga bunda Maria dalam pujiannya menyerukan agar kita mengkuduskan nama-Nya, Lukas 1:49. Rasul Petrus juga menyerukan agar kita mengkuduskan Kristus di dalam hati sebagai Tuhan, I Petrus 3:15.  

Harga yang harus dibayar bagi orang-orang kudus
            Sebagaimana yang disaksikan oleh si penganiaya sendiri yang telah bertobat dan menjadi rasul, harga yang harus dibayar oleh orang-orang kudus antara lain ialah banyak yang dimasukkan ke dalam penjara, bahkan sampai dihukum mati, dianiaya dengan dicambuk dan disiksa bagi yang tidak mau menyangkal imannya, dikejar sampai ke luar kota, Kisah Para Rasul 8:1, 3, 22:4, 19, 26:10-11, I Korintus 15:9, Galatia 1:13, Filipi 3:6, I Timotius 1:13, sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 10:17, Lukas 21:12.
Banyak orang-orang kudus yang menanggung kekurangan (chreia, kebutuhan, keperluan, memerlukan sesuatu; keinginan) dengan tidak ada yang memberi tumpangan, Roma 12:13. Ibrani 13:2 mengingatkan, jangan kamu lalai (epilanthanomai, lupa, melupakan; mengabaikan [sesuatu, seseorang]) memberi tumpangan kepada orang (philoxenia, keramah-tamahan terhadap orang asing, kesediaan menerima tamu), sebab dengan berbuat demikian beberapa orang tanpa diketahuinya telah menjamu (xenizo, [menumpang]; mengherankan) malaikat-malaikat. Untuk itu antarlah bantuan kepada orang-orang kudus, Roma 15:25. Sebab Allah bukan tidak adil (adikos, tidak jujur; tidak percaya), sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasih yang kamu tunjukkan (endeiknumai, berbuat) demi nama-Nya dengan melayani (diakoneo, menolong [seseorang]) orang-orang kudus, seperti yang terus kamu lakukan, Ibrani 6:10. Seperti yang telah dilakukan juga oleh jemaat-jemaat di Makedonia, dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada Paulus, supaya mereka juga beroleh anugerah untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus, II Korintus 8:4. Dalam Roma 16:1, 2, Paulus meminta perhatian (sunistemi, merekomendasi kepada) terhadap Febe, saudari seiman (adelphe, saudara perempuan, perempuan seiman) yang melayani (diakonos, pelayan; diaken, syamas) jemaat di Kengkrea (pelabuhan di sebelah timur kota Korintus), supaya kamu menyambut (prosdechomai, menerima [sebagai tamu]; menantikan) dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya (axios, secara yang layak bagi; sesuai, patut) bagi orang-orang kudus, dan berikanlah bantuan (prostatis, idos, pembantu, teman karib; pelindung; dukungan) kepadanya bila diperlukan. Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepada Paulus sendiri.
Sebab pelayanan (diakonia leitourgia, pemberian [demi kesejahteraan umum; bagi Allah]) kasih yang kamu baktikan ini bukan hanya mencukupkan keperluan (prosanapleroo, membekali, memenuhi kebutuhan) orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan (perisseuo, berkelimpahan; bekerja secara berlimpah; tersisa; lebih dari cukup; bertambah banyak, meluap; mengungguli; melampauhi; beruntung; menambahkan, membuat berlimpah-limpah, menyediakan sampai berlimpah) ucapan syukur kepada Allah, II Korintus 9:12.

Hubungan antara kekudusan dan eskatologi
            Sekitar tahun 1452 sM, sebelum mati Musa mendapat penglihatan untuk bangsa Israel, Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala. Sungguh Ia mengasihi umat-Nya yang kudus � di dalam tangan-Mulah mereka, pada kaki-Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu, Ulangan 33:2-3. Pada tahun 520 sM, Zakharia mendapat penglihatan, TUHAN datang dan semua orang kudus bersama-sama Dia, Zakharia 14:5. Pada abad ke-11 sM, Daud pun mendapatkan penglihatan serupa, �Kereta-kereta Allah puluhan ribu, bahkan beribu-ribu banyaknya; Tuhan telah datang dari Sinai, masuk ke tempat kudus!�, Mazmur 68:18. Pada abad ke-6 sM, Daniel juga mendapat penglihatan bahwa orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi akan menerima pemerintahan, dan mereka akan memegang pemerintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan kekal selama-lamanya, sampai Yang Lanjut Usianya itu  datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan. Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka, Daniel 7:18, 22, 27. Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, juga telah bernubuat (propheteuo, memberitakan/mengucapkan kabar Allah supaya dapat dimengerti; menyampaikan berita berdasarkan pengetahuan nabiah; berkhotbah; meramalkan) tentang mereka, katanya, �Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu (murias, ados, sepuluh ribu) orang kudus (dari bala tentara surgawi)-Nya,� Yudas 14. 
 Ketika Yesaya 6:3 di tulis di Yerusalem pada abad ke delapan sebelum Masehi dalam sebuah visi, �Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!� Maka pada sekitar tahun 90 di pulau Patmos, rasul Yohanes pun mendapat visi serupa. Ia melihat ada empat makhluk (zoon, binatang, hewan) yang penuh dengan mata, di sebelah muka dan belakang. Adapun rupanya seperti singa, anak lembu, manusia, burung nasar (aetos, rajawali, burung hering), yang masing-masing bersayap enam tanpa berhenti siang dan malam mereka berseru, �Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang,� Wahyu 4:6-8.
            Karena segala sesuatu akan hancur, untuk itu kita harus hidup (anastrophe, kelakuan, cara hidup) dalam kesucian dan kesalehan (eusebeia, ibadah; perbuatan-perbuatan hidup yang saleh), II Petrus 3:11. Siapa yang kudus biarlah ia terus menguduskan dirinya, Wahyu 22:11. Berbahagialah dan kuduslah orang yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama, Wahyu 20:6. Penentuan anugerah warisan (kleronomia, harta pusaka; bagian yang ditentukan oleh Allah) itu hanya bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya, Kisah Para Rasul 20:32. Betapa kayanya kemuliaan warisan-Nya kepada orang-orang kudus, Efesus 1:18b, yang telah mengenakan (enduo, memakai) manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya, Efesus 4:24.  
            Di masa yang akan datang, orang-orang kudus akan menghakimi dunia, I Korintus 6:2.

Penutup
            Sebagai penutup, marilah kita renungkan I Petrus 2:5, �Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan (oikodomeo, mendirikan, membangun kembali; menguatkan; membiarkan dibangun) suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan (anaphero, membawa ke atas, mengangkat, menanggung, memikul) persembahan (thusia, kurban) rohani yang karena Yesus Kristus berkenan (euprosdektos, yang berkenan) kepada Allah.�
            Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia!, Mazmur 34:10.

                                                                                                                         Oleh: Wawan Widjanarko